Sabtu, 29 Maret 2014

Hikayat Singa Menerkam Kambing

Kandidat Capres Partai Gerindra, Prabowo Subianto, nampak masih kalab dengan kenyataan bahwa Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden pada Pilpres 2014. Hal ini menurut versi Partai Gerindra mengingkari kesepakatan di Batu Tulis yang dibuat untuk keperluan Pilpres 2009 yang lalu.
Prabowo menceritakan, saat menandatangani kesepakatan di Batu Tulis, dia merasa cocok dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri. Sebab, Megawati dinilainya sebagai seorang yang nasionalis.
Namun, fakta dinamika politik di Indonesia saat ini berbeda yang akhirnya Megawati mendorong Jokowi yang saat ini masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta untuk menjadi Capres pada Pilpres 2014. Kemunculan Jokowi sebagai capres oleh banyak pengamat dipastikan akan mengubur habis harapan Prabowo untuk menang pada Pilpres 2014 sekaligus merontokkan kemampuan finansial Prabowo karena semua iklan yang diperkirakan telah menelan jutaan dollar akan sia-sia terbuang di keranjang sampah.

Oleh karena itu, tak bisa lagi menutupi kekecewaannya, Prabowo seperi kalab dengan sangat masif menyindir dan melakukan serangan-serangan politik baik kepada Ketua Umum PDIP Megawati ataupun kepada Jokowi.

Berikut serangan Prabowo terhadap Jokowi dan Megawati yang terlihat makin gencar:

Pemimpin di Jakarta Lupa Rakyat, Sudah Duduk Lupa Janji
Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Prabowo Subianto tampil sebagai juru kampanye di Lapangan Gajah Mada, Jalan Krakatau, Medan, Jumat (28/3/2014). Dalam orasinya dia menyindir para pemimpin di negara ini sebagai orang-orang yang lupa dengan janji.
"Maaf, pemimpin di Jakarta lupa dengan rakyat. Sudah duduk lupa janji. Tapi rakyat Indonesia tidak mau dibohongi lagi. Rakyat Indonesia bukan orang-orang bodoh," teriak Prabowo di hadapan ribuan pendukungnya.
Lagi-lagi Capres Partai Gerindra itu melontarkan sindiran soal kebohongan. Kali ini Prabowo meminta masyarakat tidak memilih pemimpin yang suka berbohong.
"Kalian mau dipimpin maling. Sekarang banyak pemimpin suka bohong, lain di hati lain di mulut. Terlalu banyak janji yang diberikan," ucapnya.

Jokowi Diibaratkan Kambing
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto menegaskan, kalangan militer sangat tepat memimpin Indonesia saat ini. Sebab, kata dia, jika berbicara ketegasan, sosok militer tidak perlu diragukan lagi.
"Kita saat di militer dipimpin dengan keras, komandan kita cerewetnya tidak main-main. Mereka singa anak buahnya pun menjadi singa. Tapi kalau Singa dipimpin kambing, nanti singanya bersuara Kambing," ujar Prabowo di Hotel Bidakara, Kamis (27/3/2014).
Prabowo tidak menjelaskan siapa yang dimaksud dengan kambing. Apakah Jokowi ataukah capres lainnya.
Sebelumnya, sebanyak ratusan purnawirawan dari TNI dan Polri mendukung Prabowo Subianto sebagai capres pada 2014. Mereka menggelar dukungan itu di Ruang Birawa Menara Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan.
"Prabowo orangnya berkomitmen, layak menjadi pemimpin Indonesia. Kita spontan mendukung ini dan inisiatif pribadi," kata Letjen (purn) Yunus Yosfiah.

Jokowi Capres boneka
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto sering kali melayangkan sindirannya dengan bahasa-bahasa kiasan. Saat menyampaikan orasi politiknya di depan ribuan kader dan simpatisan partainya di Stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Prabowo menyindir PDIP yang telah mengingkari perjanjian batu tulis dan justru mengusung Jokowi sebagai Capres 2014.
"Tanggal 9 April pilihannya sangat jelas, antara antek negara lain atau Indonesia yang berdiri di atas kakinya sendiri," kata Prabowo, Jakarta, Minggu (23/3/2014).
Tak lupa, Prabowo menyindir PDIP yang mengusung Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo atau kerap disapa Jokowi, dengan kiasan capres boneka.
"Kalian mau dipimpin boneka-boneka? Mau punya presiden boneka?" tanya Prabowo.

Tak Butuh Pemimpin "Tinggi Gunung Seribu Janji"
Selain menyindir dengan sebutan capres boneka, Prabowo menegaskan, Indonesia harus dipimpin sosok orang yang tegas. Kemudian, kata Prabowo, negara juga tidak boleh di bawah pemimpin yang banyak umbar janji.
"Budaya mencla-mencle, plin-plan, budaya lain di hati lain di mulut. Tinggi gunung, seribu janji, dan janji tidak ditepati, kita tidak butuh pemimpin seperti itu," tegas Prabowo di Menara Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan, Kamis (27/3/2014).
Ratusan purnawirawan hadir dan mendengarkan pidato Capres Partai Gerindra itu. Prabowo tidak menyebut dengan lugas siapa pemimpin yang telah ingkar janji itu. Namun, belakangan Prabowo beserta politikus Gerindra lainnya kerap menyerang Jokowi.
"Saya kira berbahaya pemimpin Indonesia yang mencla-mencle. Satu hari bilang A besok bilang B. Jam 2 makan tahu, jam 3 makan tempe," sindirnya.

Bohong Asal Santun
Prabowo Subianto nampak belum menerima dengan sikap Megawati yang memilih mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon presiden 2014. Kesepakatan di Batu Tulis pada 2009 silam dianggap Prabowo sebagai pengingkaran terhadap suatu komitmen.
Senin (17/3/2014), Prabowo menjadi juru kampanye nasional Partai Gerindra yang tampil dalam kampanye terbuka di lapangan Wagimin Jambe, Tabanan, Bali. Mantan Danjen Kopassus itu tampil membacakan puisi karyanya yang diberi judul 'Santun'.
Sebelum membaca puisinya, Prabowo memberi sedikit pengantar dengan menyatakan, di Jakarta saat ini budaya politik baru yang boleh berbohong dan ingkar janji.
Boleh berbohong asal santun
Boleh mencuri asal santun
Boleh korupsi asal santun
Boleh menipu rakyat asal santun
Boleh menjual negeri pada orang lain asal santun
Boleh merampok asal santun
Puisi Prabowo itu kembali dibacakan saat kampanye terbuka Partai Gerindra di Stadion GBK, Senayan, Minggu (23/3/2014). Di depan ribuan kader dan simpatisannya, Prabowo menyentil Mega dan Jokowi dengan bahasa kiasan.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar