Senin, 28 Oktober 2013

Jokowi Belum Tentu Jadi Capres PDI-P

Kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Joko Widodo (Jokowi), belum tentu diusing menjadi Calon Presiden (Capres) 2014.
Partai berlambang kepala banteng itu hingga saat ini masih merahasiakan capres yang akan diusungnya pada Pilpres 2014. Pengamat politik dari Universitas Airlangga Haryadi mengatakan, PDI-P baru akan memainkan isu capres mendekati Pemilu Legislatif 2014.
"Perkiraan saya PDI-P baru akan memunculkan nama-nama calonnya pada Januari tahun depan ya. Kalau sekarang ini tidak," ujarnya, Senin (28/10/2013).
Meski memiliki elektabilitas dan popularitas paling tinggi sebagai capres, PDI-P belum tentu akan mengusung mantan Wali Kota Solo, Jawa Tengah, itu sebagai capres. Masih ada hasrat Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri untuk mempertahankan dinasti keluarganya sebagai pemegang kekuasaan.
Haryadi menjelaskan, sejauh ini PDI-P sudah memasang target perolehan suara Pemilu Legislatif sebesar 27 persen. Artinya PDI-P menargetkan mengusung pasangan capres sendiri, tanpa koalisi.
"Bisa saja capresnya Bu Mega, cawapresnya Jokowi. Asalkan perolehan suara yang ditargetkan tercapai," ujar Haryadi.
Menurutnya, masih ada hasrat Mega mempertahankan rantai tirani keluarganya dalam partainya. Sehingga mungkin saja Mega tidak akan memajukan Jokowi sebagai capres. Jokowi lanjut dia, merupakan kader PDI-P yang elektabilitas dan popularitasnya didorong oleh kekuatan dari luar partai.
Kalangan internalnya tentu tidak 100 persen mendorong popularitas dan elektabilitas Jokowi hingga seperti sekarang.
"Internal PDI-P tentu ada yang mendukung, ada yang tidak," ucapnya.
Haryadi menambahkan, Jika PDI-P mencapai perolehan suara 27 persen seperti yang ditargetkan, maka Jokowi kemungkinan hanya diusung sebagai cawapres, namun jika perolehan suara PDI-P kurang dari 27 persen maka PDI-P kemungkinan akan mengusung Jokowi sebagai cawapres dan pasangan cawapres Jokowi diusung dari mitra koalisinya.
"Peluangnya dia (Jokowi) berpasangan dengan Mega, kalau Jokowi nomor satu maka nomor duanya itu sangat bergantung suara pileg nanti," kata dia.

Sumber :
sindonews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar