Senin, 28 Oktober 2013

Jokowi-Ahok Contoh Geoleadership

Tenaga ahli pengajar Bidang Ketahanan Nasional dari Lembaga Ketahanan Nasional Lumban Sianipar mengatakan, tak banyak pemimpin di negeri ini yang punya modal geoleadership. Menurut Lumban, geoleadership adalah kemampuan pemimpin untuk mengetahui dinamika lokasi yang akan dia pimpin.
Modal geoleadership sangat berguna memimpin Indonesia yang punya dua faktor penting: pluralisme dan sumber daya alam melimpah. "Geoleadership juga kemampuan pemimpin untuk mengetahui karakter dan aspirasi masyarakat yang akan dipimpin," katanya dalam sebuah diskusi di Jakarta, Senin (28/10/2013).
Menurut Lumban, jika seorang pemimpin punya kemampuan geoleadership, masyarakat tidak akan lagi mementingkan premordial. Masyarakat tidak akan lagi mementingkan asal-muasal pemimpin mereka. "Sebab, selama ini memang primordial jadi karakter buruk bangsa Indonesia dalam menentukan pemimpinnya."
Hal ini dibuktikan dengan terpilihnya Joko Widodo (Jokowi) dan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Padahal keduanya sama sekali bukan orang asli Jakarta. Jokowi, sebelumnya adalah Wali Kota Surakarta, sementara Ahok adalah Bupati Belitung Timur.
Meski begitu, Jokowi dan Basuki menguasai geografis Jakarta. Mereka juga menguasai permasalahan dan keinginan masyarakat. Ditambah keduanya tak membeda-bedakan kelompok masyarakat. "Walhasil, masyarakat Jakarta yang kuat premordialnya luluh, itu karena mereka kuasai geoleadership."
Saat disinggung tokoh geoleadership yang pantas sebagai calon presiden 2014, Lumban tak mau menjawab. Menurut dia, Lemhanas tak bisa mengeluarkan pendapat untuk Pemilu 2014. Namun pensiunan Mayor Jenderal TNI ini menyebut strategi geoleader ala Jokowi dan Ahok sudah ditiru orang lain.
Sayangnya belum ada yang sukses meniru Jokowi dan Ahok. "Karena imitasi itu tidak dari dalam hati. Banyak yang hanya tiru baju kotak-kotaknya saja, hatinya tidak," kata dia.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar