Saat Komisi VII DPR melakukan kunjungan kerja (Kunker) ke Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengeluhkan tentang kekurangan gas dalam memasok bahan bakar busway. Sebab, untuk akhir tahun ini akan ada tambahan 450 bus Transjakarta dan 400 bus sedang yang berbahan bakar gas.
"Kita gas punya masalah, kita tahun ini butuh tambahan SPBG. Akhir Desember tambah bus 450 busway dan bus sedang 400 semua gas, tahun depan bus sedang 3.000 pakai gas dan busway 1.000.
Sekarang masih suplai gasnya," ujar Jokowi saat melakukan dialog dengan Komisi VII DPR di Balai Kota Jakarta, Senin (28/10/2013).
Jokowi meminta bantuan SKK Migas yang kebetulan hadir dalam pertemuan. Bantuan tersebut dalam bentuk LNG (gas cair) yang mengambil seluruh dari LNG Cadangan.
"Sehingga, kebutuhan gas bisa tercukupi," ucapnya.
Jokowi mengaku akan terus mendorong transportasi massal berbahan bakar gas, terutama busway, bus sedang, bajaj bahkan taksi akan didorong menggunakan BBG. Namun, terbatasnya pasokan gas menjadi kendala utama.
"Tahun ini masih kurang, tahun depan 1.000 busway, 3.000 bus sedang dan 4.000 bajaj. Ini perlu suplai BBG tidak sedikit," kata Jokowi.
Saat ini, Jokowi mengaku Kementerian ESDM telah menyetujui penambahan SPBG sebanyak empat unit. Tetapi, kisaran harga Rp 3.100 tidak diubah, kemudian swasta tidak ikut investasi maka angkanya harus diubah.
"Mau masuk gak bisa. SPBG nggak ada masalah, datanya di mana. Jangan diekspor. Dialihkan lagi, bayangkan 8.000 kendaraan," tegasnya.
SKK Migas yang diwakili oleh Koyum mengatakan persoalan tersebut tidak terlalu berat. Karena, pihaknya sudah lama memberikan masukan kepada pemerintah.
"Sebetulnya gampang, tinggal pemerintah bilang swasta diikutsertakan. Oke dalam waktu enam bulan bisa bangun asalkan dibantu pemerintah, pemerintah harus digedor lagi," jelasnya.
Sementara itu, Dirut Pertamina Karen Agustiawan menyatakan setiap hari pihaknya memberikan stok 60 MMSCF dan LNG 2,7 MMSCF. Untuk itu, 64 SPBG online dibangun tahun ini. Tahun 2014 ada 54 SPBG dan Tahun 2017 ada 116 SPBG.
"Terus terang saya tidak tahu statusnya, saya setuju dengan Pak Koyum karena yang bangun Pertamina. Kalau seperti SPBU pihak swasta masuk akan menjamur, harga tidak bisa Rp 3.500 per liter setara ini," jelasnya.
Salah satu anggota Komisi VII dari Fraksi PKS, Markum Singodimejo meminta rencana Pertamina dan BPH Migas harus konkret. "Dari mana gas nya jangan berikan janji palsu," tegasnya.
Sedangkan, pihak PT PGN ingin mempunyai jaringan distribusi luas untuk menyalurkan 94 juta kaki kubik gas tiap hari di Jakarta. Tetapi, saat ini pasokan gas untuk industri dan rumah tangga masih kurang.
"Hari ini sudah alirkan gas yang dibutuhkan Transakarta, tiga MMSCF Cuntuk kebutuhan busway. Direncanakan akhir 2013 sanggup bangun bangun SPBG. Saat ini ada mobile refueling unit (MRU) agar mendekati konsumen," katanya.
"Kita harapkan ada tiga MRU terpasang di jakarta dan stasiun SPBG. Ditargetken Q1 2014 ada lima SPBG dibangun. Seluruhnya gunakan dana PGN," imbuhnya.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar