Pedagang kaki lima (PKL) di sepanjang jalan Pasar Minggu menolak pindah
ke lokasi baru yang disediakan Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), karena
dianggap tidak strategis. Mereka tidak memungkiri keberadaannya
mengakibatkan kemacetan lalu lintas. Namun para pedagang ini juga punya
ide win-win solution terhadap masalah ini.
Seperti apa ide mereka agar tetap dapat berdagang di trotoar Pasar Minggu yang dianggap strategis tanpa mengganggu lalu lintas?
"Misal
ada temen yang lapaknya sampai ke badan jalan dan menghalangi angkot,
itu nanti biar kami saja yang marahin," papar Suminem (50), pedagang
kacang rebus di trotoar Pasar Minggu
"Iya begitu. Pak Jokowi kan
pernah bilang boleh jualan di sini, tapi yang tertib. Jadi biar sesama
pedagang yang menegur, jangan digusur ke belakang sana," timpal Ahmad,
pedagang bubur ayam yang memarkir gerobaknya di samping lapak Suminem.
'Belakang
sana' yang Ahmad maksud adalah los penampungan yang disediakan Gubernur
DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), ketika menertibkan para PKL beberapa waktu
lalu. Lokasinya yang di belakang terminal Pasar Minggu membuat PKL jauh
dari calon pembeli potensial mereka, yaitu pengguna jalan dan penumpang
angkutan umum.
"Di belakang sana sumpek dan sepi, dagangan nggak
laku. Kalau nggak laku, bagaimana kami dapat duit? Ini anak saya mau
masuk SMA, butuh biaya banyak," keluh Suminem yang mempunyai tiga orang
anak.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar