Sabtu, 31 Mei 2014

Jokowi Lebih Tegas Daripada Prabowo

Dua poros calon presiden akan bertarung pada 9 Juli 2014 mendatang, yakni koalisi Jokowi dan Prabowo. Prabowo Subianto yang berlatarbelakang militer dianggap banyak publik sebagai sosok yang tegas, namun hal itu tidak bagi Pengamat Politik Universitas Nusa Cendana, Nusa Tenggara Timur, Rudi Rohi. Menurut rudi, justro Jokowi lebih tegas daripada Prabowo.
Rudi menjelaskan mengukur dan membandingkan ketegasan antara Jokowi dengan Prabowo sangat mudah.
Salah satunya dengan melihat kembali rekam jejak dari kedua kandidat presiden itu saat memimpin selama ini.
"Kalau ingin mengukur ketegasan justru jokowi lebih tegas. Itu jelas sudah terbukti. Jokowi menyelesaikan persoalan ketika dipercaya memimpin di Solo dan Jakarta. Itu bukti ketegasan," kata Rudi di Jakarta, Sabtu (31/5/2014).
Jokowi, kata Rudi, misalnya membawa Solo menjadi kota yang jauh lebih baik pada saat ini. Sedangkan ketika dipercaya memimpin Jakarta, lanjutnya, Jokowi berani tegas terhadap orang-orang yang berupaya menjadikan Jakarta sebagai kota yang korup dan tidak manusiawi.
Sementara Prabowo, dinilai Rudi, belum pernah menunjukkan ketegasan apa pun ketika memegang tampuk pimpinan. Contohnya saja, lanjut Rudi, tidak tegasnya Prabowo terhadap anak buahnya yang melakukan aksi penculikan.
"Itu bentuk ketidaktegasan dari seorang pemimpin," ujar Rudi. Jadi, menurut Rudi, rakyat jangan mau dikelabui dengan segala upaya membangun citra ketegasan seorang pemimpim yang menyesatkan.
Sebab, kata Rudi, ketegasan dalam memimpin tidak bisa diukur dan dinilai dari kegantengan atau kegagahan seseorang. Ketegasan pemimpim, lanjut Rudi, bisa dinilai dari konsistensi dalam mengambil keputusan.
"Kalau suka marah-marah, emosi dan nada suara yang tinggi atau maskulinitas dianggap sebuah ketegasan itu sangat keliru. Ketegasan bukan dicirikan atau disimbolkan dengan maskulinitas, tapi konsisten pada prinsipnya. Yang namanya tegas adalah bagaimana seorang pemimpin berani membuat keputusan walaupun tidak populis," ujar Rudi.
Selain itu, Rudi mengingatkan, ketegasan yang hanya mencerminkan sosok maskulinitas dari seseorang justru berpotensi melahirkan kekerasan. Sebab, lanjutnya, 'ketegasan' macam itu hanya mengandalkan sisi kekuatan fisik, namun mengabaikan keteguhan dalam berprinsip.  [tribun]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar