Para tokoh purnawirawan dan ulama Betawi meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) menuntaskan tugasnya terlebih dahulu memimpin Ibu Kota selama satu periode atau lima tahun sehingga janjinya untuk membangun "Jakarta Baru" dapat terpenuhi.
Ketua Garda Muda Forum Betawi Rembug (FBR) Fajri Husein mengaku menyesal telah memilih Jokowi sebagai gubernur di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI 2012 lalu. Ia kecewa karena Jokowi menerima amanah Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) untuk menjadi bakal calon presiden.
"Sekarang, mana yang dulu memuji-muji Jokowi, pada nyesel milih dia. Ternyata benar kata orang, dia selalu loncat, enggak pernah menyelesaikan tugasnya," kata Fajri dalam konferensi pers yang diselenggarakan, di Teluk Betung, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Hal senada juga diungkapkan oleh Sekjen Forkabi Syarif Hidayatullah. Menurut dia, selama 1,5 tahun menjabat sebagai gubernur, Jokowi telah melupakan warga Betawi. Hal itu disebabkan Jokowi yang lebih memilih blusukan dan berkampanye untuk partainya. Ia mengatakan, saat pemerintahan Gubernur DKI Fauzi Bowo, pihaknya dapat mengadukan hal apa saja, seperti seorang anak yang mengadu kepada ayahnya.
Ia meminta Jokowi untuk tidak melupakan tugasnya sebagai gubernur dan membenahi Jakarta lebih baik lagi. Jangan sampai, lanjut dia, pembangunan Jakarta terhambat hanya karena gubernurnya lebih mementingkan kampanye.
"Baru kampanye pileg aja, Jokowi udah sering meninggalkan warganya? Gimana kalau kampanye pilpres nanti?" kata Syarif.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta Mayjen TNI (Purn) Eddie Nalapraya mengatakan, pihaknya tidak melarang Jokowi untuk mencalonkan diri sebagai Presiden RI. Hanya, langkah tersebut lebih baik dilaksanakan setelah ia menuntaskan tugasnya sebagai gubernur selama lima tahun. Oleh karena itu, Eddie meminta warga Betawi untuk menyampaikan kekecewaannya dengan santun tanpa menjelek-jelekkan Jokowi atau siapa pun yang mendukung Jokowi jadi presiden.
Tokoh Betawi lainnya, KH Fahrurrozi Ishaq, mengatakan, untuk menahan niat Jokowi menjadi presiden, dibutuhkan strategi yang tepat. Salah satunya adalah dengan menagih janji dan sumpah yang disampaikan Jokowi saat dilantik menjadi Gubernur Jakarta pada 15 Oktober 2012 lalu. Sebab, menurut dia, selama sekitar 1,5 tahun memimpin Ibu Kota bersama Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama, belum ada prestasi menonjol yang dihasilkan.
"Mau menghilangkan macet, kok semakin macet. Menghilangkan banjir, malah semakin banjir. Pelaksanaan lelang jabatan juga hanya memindahkan orang saja, seharusnya kan pejabat yang baru lebih baik, tapi ternyata masih banyak yang korupsi makan uang rakyat juga," kata Fahrurrozi.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar