Selasa, 08 April 2014

AJI Sesali Sikap Ardi Bakrie atas Iklan Jokowi

Ketua Umum Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Indonesia Eko Maryadi menyesali sikap Presiden Direktur Viva.co.id Anindra Ardiansyah Bakrie atau biasa disapa Ardi Bakrie, yang dianggapnya mengintervensi media online tersebut. Dalam sebuah artikel di Kompasiana, Ardi disebut murka gara-gara munculnya iklan bakal calon presiden PDI Perjuangan Joko Widodo di laman Viva.co.id menjelang pemilu legislatif.
"Sebagai Ketua Umum AJI, saya menyesalkan dan prihatin terhadap sikap keluarga Bakrie, pemilik media Viva.co.id, yang dalam hal ini dilakukan oleh Ardi Bakrie.
Hal tersebut menunjukkan bagaimana arogansi pemilik media," kata Eko saat dihubungi Kompas.com, Selasa (8/4/2014) siang.
Menurut Eko, apa yang dilakukan oleh Ardi tersebut merupakan sebuah bukti dan contoh nyata bagaimana media yang berafiliasi dengan partai dan tokoh politik tertentu tidak akan bisa lepas dari kepentingan pemiliknya. "Itu contoh telanjang bagaimana pemilik media bisa mengintervensi redaksi dengan mudahnya," ujar Eko.
Eko melihat konflik kepentingan antara aspek redaksional dan bisnis memang kerap terjadi di media, apalagi pada tahun pemilu. Menurut Eko, jurnalis mulai dari tingkat bawah hingga tingkat atas harus benar-benar bisa menjaga independensinya. Dia mengapresiasi sikap beberapa pimpinan redaksi Viva.co.id yang memutuskan untuk mundur dari pekerjaannya. "Mereka patut diacungi jempol, bahkan risikonya mereka akan kehilangan pekerjaan. Tapi mereka berani melakukan itu," ucapnya.
Bagi jurnalis yang masih bertahan, Eko tidak terlalu mempermasalahkannya. Namun, dia mengingatkan agar mereka tetap menjaga indendensinya meskipun bekerja di media yang independensinya diragukan. Ia menyebutkan, jurnalis harus berani mendebat pimpinannya jika ada arahan yang tidak sesuai dengan prinsip jurnalisme. Mereka juga harus melaporkan hal tersebut ke AJI dan Dewan Pers.

"E-mail" kemarahan
Amarah Ardi, putra bakal calon presiden Partai Golkar Aburizal Bakrie atau Ical, itu disampaikan melalui surat elektronik ke sejumlah petinggi redaksi Viva.co.id. Hal itu diungkap oleh Kompasianer dengan nama Susi Avivah yang mengunggah tulisan pada Senin (7/4/2014).
Dalam e-mail tersebut, Ardi meminta iklan Jokowi segera diganti. Bahkan, jika ada yang tidak suka dengan kebijakannya itu, ia mempersilakan untuk mundur. Ia menunggu surat pengunduran diri itu sebelum "ayam berkokok".
Dua sumber Kompas.com di redaksi Viva.co.id membenarkan kemarahan Ardi tersebut. "E-mail itu benar," kata salah satu sumber di redaksi Viva.co.id.
Masih menurut sumber itu, redaksi kerap diintervensi mengenai pemberitaan Jokowi.

Berikut isi surat elektronik tersebut:

"Para Direksi, khususnya Pemred,
Saya yakin banget di tmpat kita telah disusupi orang yang hatinya tidak satu arah dengan perusahaan yang pernah saya sampaikan.
Kalau keyakinan saya salah mengenai penyusupan, tandanya pada bodoh saja semua yang kerja disitu kalau tidak melihat kesalahan ini.
Baru saja saya lihat, mungkin selama satu jam, di tempat paling sakral kita, yaitu di bagian foto yang selalu berganti-ganti, ada gambar Jokowi coblos no. 4.
Persis sekali seperti iklannya yang ditaruh di sebelah kanan yang memang bagian advertising. Ide siapa sih ?? Bodoh sekali!!! Pura-pura ngga ngerti, sengaja, apa emang dibayar sm partai lain untuk melakukan itu di tempat yang paling sakral itu??
Kalau mengenai iklan PDIP yang ada di sebelah kanan itu, saya bisa sedikit mengerti karena maksudnya berjualan di tmpat jualan, bukan di bagian redaksional.  Walaupun saya  juga  tidak suka dan tolong utk diganti sekarang.  Materi akan saya attachkan pada email ini dan berikutnya untuk dipasangkan berganti gantian disitu.  Thx.
Apabila ada yang tidak suka akan kebijakan saya ini, silahkan ajukan surat resignation sebelum ayam berkokok besok pagi. Lebih cepat lebih bagus. Saya benci orang2 munafik atau pun orang bodoh yang tidak loyal.

PS:
Saya emailkan dgn gmail krna bisa di attach file lebih besar, bukan karena saya takut.
Kalau hubungannya mengenai orang tua yang di dzolimi, ngga ada takutnya saya. semua halal!!!

Rgds,
AAB

2 Attachments"

Dewan direksi Viva.co.id, Uni Zulfiani Lubis, tidak mau berkomentar mengenai hal itu. "Saya belum baca tulisan di Kompasiana, cuma sudah ramai di teman-teman Viva. Sekarang saya sudah tidak di Viva, sekarang saya full di ANTV," ucap Uni ketika dihubungi. Dalam laman Viva.co.id, Uni masih tercatat sebagai Editor in Chief.

Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar