Minggu, 27 April 2014

Jokowi Paparkan Visa-visi pada Para Petani

Calon Presiden RI dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan visi misinya sebagai capres dalam bidang pertanian dan ketahanan pangan.
Untuk menyampaikan visi misi itu, Jokowi harus datang menjumpai petani di Desa Tanjungrasa, Kecamatan Cariu, Kabupaten Bogor, Minggu (27/4/2014). Jokowi berangkat rumah dinas gubernurnya di Taman Suropati, Jakarta Pusat pukul 07.55 WIB dan tiba di lokasi pukul 09.39 WIB.
Sebelum menyampaikan visi misinya, Jokowi sempat berkeliling di sekitar sawah yang tengah dipanen dan sempat berbincang dengan para petani.
Sedikitnya terdapat 6 poin visi dan misi di bidang pertanian dan ketahanan pangan yang disampaikan oleh Jokowi. Hal tersebut berkaca pada persoalan-persoalan yang terjadi saat ini seperti masalah impor bahan pangan dan kesejahteraan petani.

Berikut adalah visi misi Jokowi di bidang pertanian dan ketahanan pangan:
  1. Tanah/lahan pertanian produktif jangan sampai dikonversi ke penggunaan yang lain. Lahan harus diamankan, karena tanah pertanian tidak hanya sawah padi, ladang padi, hutan sagu, kebun ubi-ubian, dan lahan sayuran. Saat ini lahan pertanian banyak yang berubah jadi pemukiman, industri dan pertambangan sehingga harus dihentikan.
  2. Masalah petaninya sendiri. Harus ada pendampingan agar lahan-lahan sempit bisa produktif. Petani jangan diarahkan untuk memakai bibit, hibrida impor, pestisida, dan pupuk kimia yang harus membeli. Petani harus mandiri dengan menggunakan benih-benih sendiri, pestisida alami sehingga tidak terbebani biaya produksi yang banyak.
  3. Infrastruktur pertanian, dari bendungan sampai saluran tersier harus dibenahi. Bendungan-bendungan baru harus dibangun, karena saat ini dibutuhkan sawah-sawah yang baru.
  4. Kualitas air di lapangan harus diawasi betul. Jangan sampai bendungan atau saluran irigasi dimasuki limbah industri yang akan mengurangi lahan kesuburan tani, sehingga harus dijaga.
  5. Pasar belum memberi keuntungan pada petani, karena rantainya masih terlalu panjang. Teknologi dan industri pasca panen seperti packaging belum menyentuh petani.
  6. Petani butuh modal dan butuh akses modal, sehingga bank pertanian haruss didirikan untuk memberi perhatian pada petani.
[FAB/beritasatu]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar