Tokoh dan ulama Betawi kompak megambil sikap seperti Partai Gerindra, meminta Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) menuntaskan amanat warga Jakarta yang telah memilihnya menjadi
kepala daerah Provinsi DKI Jakarta selama lima tahun. Sehingga janjinya
untuk menjadikan Jakarta Baru dapat terpenuhi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 1984-1987 Mayjen TNI (Purn)
Eddie Nalapraya mengatakan tokoh, ulama dan warga Betawi tidak melarang
Jokowi menjadi Presiden RI. Melainkan hanya menahan Jokowi selama lima
tahun untuk menyelesaikan tugasnya sebagai Gubernur DKI Jakarta.
“Orang Betawi itu toleransinya tinggi loh. Makanya kita bukannya
menolak dan melarang Jokowi jadi presiden. Tetapi kita tahan dia jadi
presiden untuk menyelesaikan dulu tugasnya sebagai Gubernur DKI,” kata
Eddie dalam acara Silahturahmi Tokoh dan Ulama Betawi di Jalan Teluk
Betung, Jakarta Pusat, Senin (7/4/2014).
Karena itu, Eddie mengajak seluruh warga Betawi tidak
menjelek-jelekkan Jokowi atau pihak siapa pun yang mendukung Jokowi jadi
Presiden. Warga Betawi diminta untuk menyampaikan aspirasinya dengan
santun langsung kepada mantan Wali Kota Solo ini untuk memenuhi janjinya
dalam kampanye dan sumpahnya dalam pelantikannya didepan seluruh warga
Jakarta, DPRD DKI dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri).
“Kita tidak menjelek-jelekkan siapa-siapa. Tetapi kita hanya minta
Jokowi memenuhi janjinya. Menjalankan sumpahnya yang dikatakan dibawah
Alquran,” ujar pendiri Bamus Betawi ini.
Tokoh ulama Betawi KH Fahrurrozi Ishaq mengatakan dua tahun
belakangan ini, Jakarta berada dalam zaman fenomenal. Artinya keberadaan
sosok Jokowi menunjukkan zaman ada manusianya, sehingga logika politik
pun tidak berjalan dengan akal sehat.
“Kalau zaman Gus Dur itu
manusia ada zamannya. Sekarang zamannya Jokowi, zaman ada manusianya.
Jadi kita apakan saja, dia pasti jadi. Bahkan semakin kita jelekin,
musuhin dan serang dia, dia makin enak,” kata Fahrurrozi dalam acara
Silahturahmi Tokoh dan Ulama Betawi di Teluk Betung, Jakarta Pusat,
Senin (7/4).
Karena itu, untuk menghadang Jokowi menjadi Presiden membutuhkan
strategi yang tepat. Salah satu strateginya adalah menuntut janji dan
sumpah Jokowi yang telah dia ucapkan. Fahrurrozi melihat dalam 1,5 tahun
ini, Jokowi belum memiliki prestasi apa pun dalam membuat Jakarta Baru.
“Disinilah kita perlu strategi. Yang perlu kita tuntut adalah janji
dan sumpah Jokowi. Selama lima tahun menjadi Gubernur DKI. Berjanji
membuat Jakarta Baru selama lima tahun. Tapi kok macet makin macet. Mau
hilangin banjir kok makin banjir. Lelang jabatan, hanya strategi dia mau
pindahin orang-orangnya saja. Harusnya kan yang baru itu lebih baik,
kok ini tidak,” tukasnya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar