Senin, 07 April 2014

Jokowi Takut Freeport

Calon Presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Joko Widodo, tak mau berkomentar mengenai renegoisasi kontrak Freeport di Papua. Gubernur DKI Jakarta itu berkilah hal itu baru dibahas setelah pemilu legislatif (pileg).
Mengenai hal tersebut, ekonom dari Universitas Indonesia, Taufik Bahauddin, menyatakan bisa saja Jokowi memang takut melawan kepentingan Amerika, dimana Freeport merupakan satu diantara bisnis Amerika di Indonesia. Ia pun berpendapat Jokowi belum mempunyai konsep bagaimana pembangunan ekonomi di Indonesia.
"Bisa saja (Jokowi takut melawan Amerika). Saya dengar Prabowo juga ditanya masalah ini oleh Armcham (Kamar Dagang di Amerika). Langsung dijawab, hormati perjanjian jangan ambil yang jadi hak bangsa ini. Nah, ini contoh kalau secara konseptual sudah punya. Dan bukan hati ayam," papar Taufik lewat pesan singkatnya, Senin (7/4/2014).
Lebih lanjut, Taufik menduga Jokowi sebenarnya belum banyak menguasai masalah-masalah terkait kedaulatan ekonomi. Menurutnya strategi Jokowi saat ini adalah bagaimana memenangkan pemilu legislatif terlebih dulu.
"Saya menduga dia (Jokowi) belum banyak kuasai masalah-masalah terkait memperkuat kedaulatan ekonomi. Strateginya mungkin menang dululah. Soal Freeport bukan prioritas. Coba cek hal yang sama dengan investasi asing atau nasional yang merugikan negara. Khawatir secara konseptual belum siap," katanya.
Taufik menambahkan, pada 2015 mulai diberlakukan Asean Free Trade Agreement (AFTA). Menurutnya hal itu membuka gerbang terjadinya perang ekonomi.
"Coba tanya (Jokowi) bagaimana bank-bank asing di Indonesia bisa suka-suka, padahal bank-bank nasional kita dihambat di negara mereka. Bayangkan tahun 2015 AFTA berlaku, itu perang ekonomi. Bagaimana menekan impor sayur dan buah dari RRC? Kita jadi pengimpor terbesar," imbuhnya.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar