Sejumlah pihak mulai memprediksi jalinan koalisi capres pasca Pileg
2014. Ketua Pendiri Institut Kepresidenan Indonesia yang juga komite
konvensi capres PD, Christianto Wibisono, berharap hanya ada dua kubu
yang bertarung secara fair.
"Untuk menyelamatkan sistem
presidensial tanpa harus kembali ke otoriter totaliter maka dengan
kondisi objektif 2014 ini elite Indonesia harus memimpin bangsa ini
dengan memberdayakan sistem kepresidenan dwipartai," kata Christianto
Wibisono dalam siaran pers, Senin (7/4/2014).
Dia pun memetakan
gambaran gabungan koalisi dwipartai yang dimaksudnya bakal berlaga di
Pilpres 2014. Prabowo Subianto dan Joko Widodo sebagai capres yang akan
didukung koalisi tersebut.
"Capres Jokowi memimpin Front Banteng
Nasional dengan koalisi partai nomor urut 1-7-8-4-5-2-15 (NasDem, PD,
PAN, PDIP, Golkar, PKB, dan PKPI) yang bisa menjamin integrasi pileg dan
pilpres 2 kali saja. Front ini gampang diingat yaitu hari proklamasi
dan angka 2 sebagai front koalisi pendukung Jokowi," paparnya.
"Capres
Prabowo memimpin Kelompok Terbang (Kloter) Garuda yaitu partai no
3-6-9-10-14 (PKS, Gerindra, PPP, Hanura, dan PBB)," imbuh Christianto.
Namun
keduanya harus ber-gentleman agreement di depan KPU disaksikan oleh
seluruh media di Indonesia siap menang atau kalah. Yang menang harus
magnanimous bukan winner take all mengeliminasi yang kalah tapi
membiarkan yang kalah menjadi oposisi untuk bertanding 5 tahun lagi.
"Dengan
sistem ini rakyat dijamin tidak akan diadu domba atau dikorbankan
seperti konflik politik masa lalu yang penuh dendam kesumat dan angkara
murka serta moral daulat culik," pungkasnya.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar