Minggu, 30 Maret 2014

Survei Median Memastikan Warga Jakarta Keberatan Jika Jokowi Nyapres

Setelah PDIP resmi mencalonkan Joko Widodo (Jokowi) sebagai Calon Presiden yang akan berlaga pada pilpres Juli 2014 mendatang, pertarungan opini antara pihak yang pro dan kontra pun terjadi. Sebagian publik mendukung langkah Jokowi, namun tidak sedikit pula publik yang menolaknya.
Berdasarkan realita tersebut, Media Survei Nasional (Median) telah melakukan survei terkait pencapresan Jokowi dan beberapa janjinya ketika Pilkada Jakarta September 2012 lalu.
Menurut Direktur Riset Median, Rico Marbun, cara yang paling objektif untuk menilai layak tidaknya pencapresan Jokowi harus didasarkan pada dua hal penting.
Yaitu pertama, menanyakan kepada warga Jakarta yang selama ini dipimpin Jokowi. Kedua, melihat tingkat kepuasan warga  Jakarta selama dipimpin Jokowi.
"Tim riset Median telah mendata setidaknya ada 14 janji Jokowi yang tercatat dan terekam di media massa. Kemudian kami menanyakan tingkat pengetahuan publik apakah mereka tahu, ingat atau tidak dengan janji Jokowi tersebut. Setelah itu  kami menanyakan apakah Jokowi telah berhasil memenuhi janji tersebut atau tidak," kata Rico dalam rilisnya, Minggu (30/3/2014).
Berdarkan hasil survei, ditemukan bahwa ada lima dari 14 janji Jokowi yang paling diingat publik (di atas 80 persen).
Yaitu janji mengatasi masalah banjir (93,5 persen), mengatasi masalah kemacetan (91,0 persen), layanan kesehatan gratis (83,5 persen), pendidikan gratis dari SD hingga SMU (82,5 persen), dan memimpin Jakarta selama 5 tahun (81,5 persen).
"Cukup besarnya tingkat pengetahuan publik Jakarta terhadap janji-janji Jokowi tersebut bisa menjadi batu sandungan baginya untuk maju dalam bursa capres mendatang. Mengingat berdasarkan survei publik, Jakarta masih belum melihat realisasi janji-janji itu," ujar Rico.
"Terbukti berdasarkan survei yang kami tanyakan kepada publik mengenai persetujuan terhadap pencapresan Jokowi. Hasilnya, 55,5 persen warga Jakarta tidak setuju Jokowi mencapreskan diri, dan hanya 32,5 persen setuju," katanya.
Ketika ditanyakan alasan penolakan atas pencapresan Jokowi, jawaban publik Jakarta setidaknya mengerucut pada tiga masalah yang selama ini menjadi janji Jokowi untuk direalisasikan.
Yaitu janji Jokowi untuk tuntaskan masa jabatan (34,8 persen), masalah kemacetan belum teratasi (30,6 persen), dan masalah banjir belum teratasi (17,8 persen).
Berdasarkan hasil survei, 60 persen publik Jakarta memandang walaupun Jokowi berhasil menjadi presiden, belum tentu masalah Jakarta akan semakin mudah teratasi.
Survei ini sendiri dilakukan secara face to face interview dalam kurun waktu 3 - 16 Maret 2014 kepada publik Jakarta dengan total 1.200 responden.
Responden itu dipilih secara acak dengan teknik Multistage Random Sampling dengan Margin of Error ± 2.8% di tingkat provinsi pada Tingkat Kepercayaan 95%.

Ringkasan:
Secara garis besar, survei ini menyampaikan pesan bahwa warga Jakarta tak setuju Jokowi Nyapres

Tidak ada komentar:

Posting Komentar