Selasa, 11 Maret 2014

Investigasi Tempo: Sepak Terjang Michael Bimo Putranto

Michael Bimo Putranto, eks tim sukses Joko Widodo (Jokowi) saat di Solo,  tak hanya aktif di politik. Bimo punya bisnis. Proyek pertamanya membangun gedung sekolah kejuruan negeri di Solo senilai Rp 2,1 miliar, saat ia masih kuliah, pada 1994. Setelah lulus, ia beralih menggeluti bisnis mebel. Usaha ini bangkrut dan ia beralih menekuni jual-beli kayu. Lagi-lagi usaha ini tak bertahan lama.
Sambil berbisnis, Bimo menjadi pengurus Pasukan Suporter Pelita Sejati (Pasoepati), pendukung klub Persatuan Sepak Bola Indonesia Solo atau Persis. Ia ditunjuk menjadi presiden kelompok itu pada 2010.
Menurut koleganya, keberadaan Bimo di Pasoepati ikut mengerek kariernya di partai karena ia dianggap memiliki massa.
Di luar klub bola, Bimo menampung para pemuda Solo di organisasi kepemudaan, yang ia salurkan menjadi penjaga dan karyawan di usaha parkir. Wilayah kekuasaan Bimo dalam bisnis ini meliputi kantor dan pusat belanja di Surakarta bagian barat.
Dua tahun terakhir, bisnis Bimo merambah perhotelan. Ia menjabat Wakil Direktur PT Kolaka Land Hotel & Resort yang membangun Quest Hotel di Solo. Hotel setinggi 23 lantai ini dibangun pada 27 Desember 2012. “Saya pinjam uang untuk membeli lahan dan membangun hotel itu,” katanya. Usaha lain yang diakuinya adalah jual-beli pasir.
Dengan latar belakang Bimo seperti itu, Nanang Basuki, pejabat PT Koperasi Angkutan Jakarta atau Kopaja melihat peluang bisnis. Ia berkenalan dengan Bimo dengan perantara Arif Perdana Kusuma, temannya sesama pengusaha. Dari perkenalan berantai itulah ide mengajukan proposal pemakaian busway oleh bus Kopaja AC yang baru dirintisnya terbit.
Adapun, nama Bimo disebut-sebut dalam proyek pembelian bus Transjakarta senilai Rp 1,5 triliun oleh pemerintah DKI Jakarta diduga bermasalah. Mengutip laporan majalah Tempo edisi Senin, 10 Maret 2014, kawan separtai Jokowi dari Solo ini disinyalir turut bermain. Persoalan proyek ini meledak awal Februari 2014, ketika ditemukan banyak kerusakan pada sebagian dari 90 bus baru yang diparkir di Unit Pengelola Transjakarta di Cawang, Jakarta Timur. Baru sehari diresmikan pengoperasiannya oleh Jokowi, yakni pada 15 Januari 2014, beberapa bus mogok.

Sumber :
tempo.co

Tidak ada komentar:

Posting Komentar