Selasa, 11 Maret 2014

Michael Bimo Putranto Bantah Lerlibat Kasus Bus Abal-abal

Michael Bimo Putranto
Michael Bimo Putranto membantah dirinya terlibat dalam proyek pengadaan bus Transjakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) yang telah diketahui telah berkarat.
"Tidak benar itu informasi yang menyebutkan saya terlibat pengadaan Transjakarta dan BKTB. Saya ini ketemu Pak Jokowi saja tidak pernah, apalagi semenjak beliau dilantik menjadi Gubernur," ujar Bimo saat dihubungi merdeka.com, Selasa (11/3/2014) dini hari.
Menurut mantan anggota DPRD Solo periode 2004-2009 tersebut, media seharusnya melakukan klarifikasi kepada dirinya terlebih dahulu. Bimo juga berjanji akan menggelar keterangan pers secepatnya.
"Semenjak Pak Jokowi dilantik, saya baru sekali ke Balai Kota (Jakarta). Itupun bukan Pak Jokowi yang menemui, tapi pejabat Dinas Perhubungan," katanya.
Bimo menegaskan, saat berada di Balai Kota dirinya bermaksud akan menyampaikan ide tentang transportasi kepada Gubernur DKI Jakarta. Namun ia mengaku tak pernah bertemu Jokowi.
Bimo mengaku tak memilliki kapasitas untuk memengaruhi kebijakan yang diambil oleh Pemerintah Provinsi DKI. Ia menduga, isu tersebut diembuskan oleh pihak-pihak yang ingin menjatuhkan reputasi Jokowi dan partainya, PDI Perjuangan.
"Kapasitas saya sejauh apa sih kok bisa memengaruhi dinas. Saya ini jualan pasir, kok ya bisa beli bus. Saya menduga ada yang mau menjatuhkan Pak Jokowi dan PDIP melalui saya," kata Bimo saat dihubungi, Selasa (11/3/2014).
Meski demikian, MBP tak membantah bahwa ia pernah memberi masukan kepada jajaran Dinas Perhubungan DKI Jakarta. Namun, ia menolak disebut ikut serta pergi ke pabrik Ankai di China.
"Kalau kontribusi positif kan tidak masalah. Saya juga WNI. Tapi saya tidak ikut ke China. Saya bahasa Inggris saja tidak bisa, bisa kesasar nanti. Bisa dicek paspor saya," kata Bimo.
Lebih lanjut, Bimo mengakui bahwa ia memang dekat dengan Jokowi. "Aku bangga sebagai temannya. Tapi ketemu saja jarang. Hampir tidak pernah," tukasnya.
"Kok bisa saya dikait-kaitkan dengan pemenang lelang. Saya sama sekali tidak kenal dengan pemenang lelang," sanggahnya."Memangnya saya ini siapa, kok bisa mengatur pemenang lelang. Apalagi saya dituduh masuk dalam lingkaran Jokowi. Kasihan Pak Jokowi kan," sanggahnya lagi.
Lebih lanjut Bimo mengatakan dirinya tak pernah membawa-bawa nama Jokowi, saat bekerja di Jakarta. Bimo mengaku telah lama berbisnis di Jakarta jauh sebelum Jokowi menjadi gubernur. "Saya sudah sejak tahun 2002 kerja di Jakarta," pungkasnya.

Menelisik Michael Bimo Putranto
Nama Michael Bimo Putranto di Kota Solo lebih dikenal sebagai Presiden Pasoepati. Salah satu kelompok suporter sepak bola terbesar di tanah air, yang juga pendukung Persis Solo. Bersama Pasoepati, Bimo panggilan akrabnya sempat mendukung beberapa tim sepak bola yang berhombase di Solo, Yakni Pelita Solo (Pelita Jaya), Persijatim Solo FC, Solo FC, hingga tim legendaris Persis Solo.
Di organisasi suporter atraktif tersebut Bimo bahkan dipercaya sebagai Presiden selama 3 periode. Yakni periode 2006-2008, 2010-2013 dan 2013-2015.
Wakil Presiden Pasoepati Ginda Ferrachtriawan saat dihubungi merdeka.com membenarkan, saat ini Bimo Putranto masih memegang jabatan sebagai Presiden Pasoepati hingga 2015.
Bahkan Bimo masih sering hadir saat pertandingan sepak bola di stadion Manahan. Namun akhir-akhir ini, saat Persis Solo berujicoba, pria berparas tampan tersebut tak menampakkan batang hidungnya.
"Dua minggu lalu mas Bimo masih memimpin rapat DPP Pasoepati di Balai Persis. Dia juga sering hadir saat pertandingan. Tapi beberapa hari ini nggak kelihatan," ujar Ginda, saat dihubungi merdeka.com, Senin (10/3/2014) malam.
Saat ditanyakan perihal dugaan keterlibatan rekannya dalam kasus pengadaan bus Transjakarta, Ginda mengaku terkejut sekaligus sedih.
"Saya belum tahu mas. Baru dengar dari anda. Ya saya sedih dengarnya. Coba besok saya konfirmasi dulu kebenarannya," ucapnya.
Pernyataan senada diungkapkan salah satu pendiri Pasoepati, Mayor Haristanto. Menurutnya, kabar tersebut perlu dibuktikan dulu kebenarannya.
"Saya baru dengar, sedih sekali rasanya. Tentu perlu dibuktikan dulu kebenarannya. Kalau benar itu tsunami besar bagi Pasoepati. Bisa saja nanti diadakan KLB (Kongres Luar Biasa). Tapi sekali lagi perlu dibuktikan dulu kebenarannya," kata Mayor.
Sementara itu, Presiden Pasoepati Michael Bimo Putranto saat dihubungi merdeka.com berharap para suporter tidak bersikap berlebihan. Karena masalah yang dihadapinya saat ini, tak ada kaitannya dengan Pasoepati.
"Ini urusan personil, tidak perlu disikapi terlalu berlebihan," pungkasnya.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar