Anggota Komisi I DPR dari PDI-P, Mayjen (Purn) TNI TB Hasanuddin,
menegaskan alat sadap yang ditempatkan di rumah dinas Gubernur DKI
Jakarta Joko Widodo alias Jokowi dilakukan sebelum menempati rumah itu
Oktober 2013.
"Penyadapan itu setelah dilihat itu kan diperkirakan saat proses
pembersihan rumah, renovasi rumah sebelum Pak Jokowi masuk," kata TB
Hasanuddin di gedung DPR Jakarta, Senin (24/2/2014).
Meskipun demikian, TB Hasanuddin mengaku aksi penyadapan tidak
berhasil sebab pihaknya sudah menangkal penyadapan itu. Bekas petinggi
TNI menyebutnya dengan istilah intelijen "Penyesatan".
"Tapi tak usah khawatir kita pun langsung lakukan penyesatan," kata dia.
Menurut dia "Penyesatan" yang dilakukan pihaknya membuat alat sadap
yang dipasang di rumah Jokowi tidak mengeluarkan suara asli yang
disadap.
"Kita tahu waktu masuk. Kemudian Desember kita off kan karena tidak
ada manfaatnya. Jadi yang menyadap itu dengar kok tapi (muncul) suara
cuma (suara) air. Dan kami tahu dan sudah diperkirakan itu ada," kata TB
Hasanuddin.
Dijelaskan alat yang dipakai untuk menyadap adalah sebuah alat yang ditempatkan di tiga tempat.
"Di on kan terus dan setiap gerakan dan noice (suara) bisa dipantau
mereka. Dan selama pakai baterai bisa sekian bulan gambar dan suara
langsung ke receiver," kata TB Hasanuddin.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar