Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak tanggung-tanggung dalam
melakukan pengamanan dan pengawalan dirinya. Sejak isu sadap diketahui
di akhir 2013 lalu, Jokowi memperketat penjagaannya.
Jika pada
tahun 2013 Jokowi hanya menggunakan dua sampai empat pengawal setiap
pergi, tahun ini bisa sampai delapan pengawal. Bahkan pada Januari lalu,
Jokowi membawa rombongan pengawal di dua mobil. Baru pada Februari ini,
Jokowi kembali membawa satu mobil pengawal.
Dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) DKI Jakarta 2014, terdapat anggaran
pengelolaan rumah tangga pimpinan daerah yang mencapai Rp 2,750 miliar.
Anggaran tersebut digunakan untuk rumah tangga, pengawal, dan
voorijder.
Sedangkan jika dibandingkan tahun 2013 lalu, anggaran
rumah tangga ini tidak jauh berbeda. Namun Jokowi menghapus anggaran
biaya belanja bernama "konsumsi harian pegawai kebutuhan Pimpinan
Daerah" yang mencapai Rp 1,5 miliar pada 2013 lalu. Pada tahun 2014,
anggaran tersebut tidak muncul.
Pelaksana Tugas Kepala Biro Kepala
Daerah dan Kerja Sama Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta, Heru Budi
Hartono beberapa waktu lalu mengungkapkan bahwa pengawalan yang lebih
ketat cukup wajar. Termasuk mempersenjatai ajudan.
"Kami dapat
info belapis-lapis. Pada saat itu ada info yang harus dilakukan seperti
itu, sehingga aparat keamanan menjaganya saat itu ya seperti itu, tapi
tidak setiap saat kok," ujar Walikota Jakarta Utara ini.
Ia
menjelaskan, pengawalan Jokowi dilakukan oleh polisi dengan jumlah
belasan orang yang bertugas bergantian. Sedangkan untuk Pengamanan
Dalam, seperti di rumah dinas dan kantor Gubernur menggunakan petugas
Satpol PP dan Dishub DKI untuk voorijder.
Heru menjelaskan
permintaan keamanan bisa diajukan langsung oleh yang Gubernur DKI
Jakarta. Biasanya, pengawal Jokowi tidak mencolok. Sekitar empat
pengawal yang mengenakan baju batik atau kemeja, bahkan sesekali
mengenakan pakaian santai seperti kaos dan celana jeans.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar