Politisi Senior PDIP Sidarto Danusubroto membenarkan jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tidak hanya disadap. Namun, kata Sidarto, Jokowi juga pernah mendapatkan ancaman kapal yang ditumpangi bakal diledakkan.
"Keterlaluan itu, itu tidak omong kosong, betul-betul," ujar Sidarto kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (24/2/2014).
Ketua MPR itu mengaku mendapatkan informasi tersebut langsung dari Jokowi.
"Dua Bulan lalu saya denger dari beliau sendiri. Itu betul-betul orang profesional yang melakukannya dan sekarang sudah dibersihken oleh profesional juga," jelasnya.
Sidarto menampik jika apa yang diungkap Jokowi soal sadap dan sabotase bukanlah pencitraan. Alat peledak yang ditancapkan di kapal dimana Jokowi naik bukanlah alat murahan.
Motif politis disinyalir menjadi latar belakang aktivitas spionase ini.
Tak seharusnya orang seperti Jokowi disadap. Penyadapan akan lebih tepat
dilakukan terhadap koruptor, separatis, dan teroris.
"(Alat
sadap) Bukan dari Glodok. Saya sudah dengar dari Jokowi dua bulan lalu.
Saya kira itu soal alasan politik, kompetitor," ujar senior PDIP itu.
Jokowi memang tak melapor. Namun, menurut Sidharto, pihak yang berwajib sudah tahu masalah ini.
"Pak Jokowi sendiri tak berniat melapor dan melempar ke publik. Bukan pencitraan, tidak. Polisi tahu ini kok," ucapnya.
Diketahui sebelumnya, Jokowi mengaku pernah menerima teror yang lebih mengerikan.
Jokowi membenarkan, jika kapalnya pernah meledak ketika ingin menuju ke Kepulauan Seribu. Untungnya, sebelum berangkat kapal yang akan ditumpanginya meledak.
"Iya itu kejadian tahun lalu. Tapi sudahlah itu sudah lama kejadiannya" jelas Jokowi usai meninjau perbaikan gorong-gorong di Jalan S Parman, Jakarta Barat, Senin (24/2/2014).
Selain kapal meledak, ban mobil Jokowi juga pernah dirobek. Namun Jokowi enggan mengungkitnya. Karena kejadian itu sudah terjadi tahun lalu dan dirinya lupa persisnya kapan.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar