Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto mengaku akan mengikuti kemauan Pemprov DKI Jakarta dalam proyek pembangunan enam tol dalam kota. Sejauh ini, sudah ada proyek tol dalam kota yang bisa digarap karena telah memenuhi syarat yang ditetapkan Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PU.
"Mereka yang usulkan kita tinggal bilang boleh, syaratnya ini. Sekarang ada yang sudah masuk," ucap Djoko, dikantornya, Jakarta, Senin (24/2/2014).
Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengisyaratkan bahwa pihaknya akan membangun dua ruas tol terlebih dulu. Yakni, ruas Semanan-Sunter sepanjang 20,23 kilometer, dan ruas Sunter-Pulo Gebang 9,44 kilometer.
"Yang Semanan-Sunter, jadi kita minta ada desain yang ke Tanjung Priok. Sunter-Pulo Gebang, itu juga mesti ada ke Tanjung Prioknya. Itu aja desainnya," kata Ahok.
Sekedar mengingatkan, di awal masa memimpin Ibu Kota, pasangan Jokowi-Ahok sempat menolak pembangunan enam ruas tol dalam kota. Alasannya, kemacetan di Jakarta akan semakin bertambah parah.
Seiring berjalannya waktu, keduanya menerima pembangunan jalan bebas hambatan tersebut. Dengan catatan, jalan tol tersebut haram untuk kendaraan pribadi.
"Cuma yang diperdebatkan ini untuk bus atau untuk mana. Mereka kan udah janji mau jalur bus gitu. Itu aja saya tahu terakhir," katanya.
Secara keseluruhan, enam ruas tol memiliki total panjang 69,77 km. Terdiri dari, ruas Semanan-Sunter 20,23 km, Sunter-Pulo Gebang 9,44 km, Duri Pulo-Kampung Melayu 12,65 km. Kemudian, Ulujami-Tanah Abang 8,7 km, Kemayoran-Kampung Melayu 9,60 km, dan Pasar Minggu-Casablanca 9,15 km.
Proyek senilai Rp 41,2 triliun tersebut akan digarap oleh PT Jakarta Tollroad Development (JTD), konsorsium BUMD Jakarta, badan usaha jalan tol, dan BUMN konstruksi.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar