Kredibilitas Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta dipertaruhkan
atas mangkraknya kembali proyek monorel. Sejak awal proyek monorel sudah
tak layak, namun tetap dipaksakan untuk dibangun.
"Apa yang diputuskan mantan Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo terkait
kelanjutan proyek monorel sudah tepat. Saya kira Fauzi Bowo tidak
sembarang menghentikan proyek itu karena memang sudah melalui kajian
mendalam," ujar Ketua Komite Pemerhati Jakarta Baru (Katar) Sugiyanto di
Jakarta, Kamis (20/2/2014).
Menurut Sugiyanto, proyek monorel yang telah di-relaunch
oleh Gubernur DKI Joko Widodo (Jokowi) pada bulan September 2013 itu tidak mempertimbangkan
lebih lanjut apakah layak dilanjutkan atau tidak. Padahal, Fauzi Bowo
sebelumnya sudah sangat jelas menegaskan proyek itu tak visible.
Dia mengingatkan, bila proyek monorel dikerjakan sendiri oleh Pemprov
DKI akan sangat menguras APBD. Anggaran Rp 16 triliun untuk membangun
sendiri monorel terlalu besar, sementara hasilnya dipastikan tidak
memuaskan.
Daripada membanguan proyek monorel, sambung dia, lebih baik anggaran
itu dialokasikan ke lanjutan MRT tahap kedua. MRT tahap dua dari
Bundaran HI ke Kampung Bandan paling hanya butuh biaya Rp 8 triliun.
Sisanya bisa untuk bangun jalur lainnya.
"Jadi proyek monorel ini pertaruhan kredibilitas Jokowi. Kalau memang
tak layak, lebih baik dibatalkan. Dulu juga sudah mangkrak. Sekarang
mangkrak lagi. Kalau gitu, kan ada sesuatu yang beres," tandasnya.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar