Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) telah disadap
di ruang privat dan ruang kerjanya. Hal ini diketahui sejak akhir tahun
lalu setelah dilakukan pembersihan. Pelakunya terdeteksi adalah warga
Indonesia dan warga asing.
”Sebenarnya Gubernur sudah merasa ada
penyadapan sejak Juni 2013. Lalu, akhir tahun 2013, atas permintaan
Gubernur, ada pembersihan alat sadap di rumah dinas dan kantor di
Balaikota Jakarta. Saya tidak tahu kepentingan mereka, tetapi pelaku
sudah kami deteksi,” kata Pelaksana Tugas Kepala Biro Kepala Daerah dan
Kerja Sama Luar Negeri Pemprov DKI Jakarta Heru B Hartono, Kamis
(20/2/2014).
Menurut Heru, mereka ini bekerja secara samar,
memasukkan alat penyadap diam-diam ke tempat yang ditentukan. Selain
memasang alat sadap, pelaku juga membawa alat penguat sinyal yang bisa
mendeteksi gelombang suara orang yang disasar. Penguat sinyal ini
terhubung dengan stasiun pemantau di dekat lokasi penyadapan.
”Sinyal suara itu bisa ditangkap oleh alat penyadap sehingga pembicaraannya dapat disimak,” kata Heru.
Kini,
bukan hanya identitas pelaku, melainkan juga keberadaan pelaku
penyadapan juga telah diketahui dengan menggunakan perangkat antisadap.
Pengamanan Gubernur Jokowi pun kini ditingkatkan.
Jokowi membenarkan temuan alat sadap di Rumah Dinas Gubernur DKI di Jalan Taman Suropati Nomor 7, Jakarta Pusat.
”Ada
tiga alat yang ketemu pada Desember lalu. Sebenarnya, saya tidak mau
bicara masalah ini. Namun, faktanya di rumah dinas ada tiga. Di kamar
tidur satu, di ruang tamu, sama di ruang makan, yang biasa kita pakai
rapat,” kata Jokowi.
Namun, dia menanggapi enteng soal ini. Dia juga tidak tahu target penyadapan terhadap dirinya.
”Kalau di rumah, saya dengan istri yang enteng-enteng saja. Paling soal makanan,” katanya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar