Komisi Pemberantasan Korupsi membantah telah melakukan penyadapan
terhadap Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dengan memasang alat sadap di
sejumlah ruangan rumah dinas milik mantan wali kota Surakarta itu.
"Apa kepentingan menyadap Jokowi? Kami tidak memiliki kepentingan
untuk melakukan itu," kata Juru Bicara Komisi Pemberantasan Korupsi
(KPK) Johan Budi di kantornya, Jakarta, Kamis (20/2/2014).
Meski begitu, Johan enggan memberitahukan metode KPK dalam melakukan
penyadapan menilik komisi antigratifikasi itu memiliki teknologi canggih
untuk mencuri dengar percakapan melalui telepon seluler.
Spekulasi mengenai penyadapan oleh KPK sempat berhembus mengingat
Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo mengatakan bahwa
spionase terhadap Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo, dilakukan oleh orang
Indonesia bukan dari luar negeri.
Penyadapan itu diketahui oleh jajaran PDIP setelah orang nomor satu
DKI itu melaporkan kepada petinggi partai tersebut ada spionase terhadap
dirinya.
Jokowi sendiri mengaku enggan membicarakan hal itu tapi yang berbicara kepada publik justru Tjahjo.
Sebagaimana diberitakan, tiga alat sadap ditemukan di rumah dinas
Jokowi. Menurut Jokowi, dia menemukan alat sadap buatan asing itu pada
Desember 2013.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar