Kamis, 20 Februari 2014

Surva-surve INES: Publik Mulai Muak Dengan Janji & Blusukan Jokowi

Indonesia Network Election Survey (INES) mengatakan elektabilitas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo mengalami penurunan sejak awal tahun 2014. Hal tersebut berdasarkan hasil survei yang dilakukan INES, pada tanggal 1 hingga 14 Februari lalu.
"Kekecewaan publik kepada Gubernur DKI Jakarta karena awal-awal kampanye publlik dijanjikan masalah anggaran yang transparan, namun setelah menjabat sebagai Gubernur anggaran-anggaran tersebut malah tidak menjawab permasalahan masyarakat," ujar Direktur Eksekutif INES Irwan Suhanto di Cikini, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014).
Irwan melanjutkan selain masalah pengadaan bus baru untuk Transjakarta, masalah banjir yang terjadi beberapa waktu lalu, juga ikut menyumbang turunnya elektabilitas. Begitu juga, adanya konflik internal yang ada di Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
"Masalah lain adalah dalam konteks internal PDIP yang sampai hari ini belum menentukan capres. Munculnya resistensi di internal PDIP yang konon katanya enggan mengusung Jokowi sebagai Capres tunggal dari partai berlambang moncong putih itu," ujarnya.
Irwan mengatakan, dalam hasil survei tersebut elektabilitas Jokowi sebagai Capres hanya mendapatkan 5,6 persen yang turun drastis dari survei-survei nasional sebelumnya dimana elektabilitasnya diatas 10 persen.
"Elektabilitas Joko Widodo yang dibeberapa lembaga survei sempat menduduki rangking pertama, terjun bebas dan terjebak macet Jakarta yang maik parah, akibat jalan rusak serta terbawa banjir Jakarta, akibat janji Joko Widodo saat Pilgub DKI, yang mengatakan 'banjir dan macet itu gampang di selesaikan, itu kan hanya masalah manajemen anggaran', ternyata tidak terealisasi, dan tidak ada progres yang jelas," jelasnya.
"Dari temuan survei hampir 67 persen pendapat masyarakat makin muak dengan aksi blusukan Joko Widodo yang tidak ada hasilnya," tegasnya.
Untuk diketahui, survei INES tersebut dilakukan di 33 provinsi di Indonesia, pada warga yang sudah mempunyai hak pilih. Dari 8000 sampel asli, hanya 7937 sampel yang terverifikasi, dengan tingkat kepercayaan 95%. Responden terpilih diwawancarai secara tatap muka oleh pewawancara yang telah dilatih.

Sumber :
inilah.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar