Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), Jenderal TNI
(Purnawirawan) Abdullah Makhmud Hendropriyono, menjamin tiga alat sadap
di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) bukan merupakan
ulah intelijen negara atau TNI.
"Saya enggak percaya itu dari
TNI. Saya jamin tidak," tegas kepala BIN pertama ini di sela acara
silaturahmi KSAD dengan Purnawirawan TNI AD di Aula A.H. Nasution,
Markas Besar AD, Jakarta Pusat, Kamis (20/2/2014).
Dia tegaskan,
bahwa intelijen di Indonesia tidak kerja serampangan asal sadap. Tapi,
menurut dia, intelijen Indonesia sangat berpegang teguh pada filosofi
Pancasila yang tidak akan menyadap dan membuat gaduh di dalam negeri.
"Kalau
intelijen kita itu, intelijen Pancasila. Ada filsafatnya intelijen
kita. Tidak seperti negara-negar adidaya, intelijennya tidak
berfilsafat, semau-maunya. Intelijen kita tidak mungkin sadap-sadap
bangsanya sendiri," jelasnya.
Lebih lanjut dia jelaskan, tiga alat
sadap yang ditemukan di rumah dinas Jokowi berasal dari lawan politik
yang tidak percaya diri maju melawan elektabilitas mantan Walikota Solo
tersebut.
"Karena kalau sadap menyadap itu adalah kelakuan dari
orang yang tidak percaya diri. Kalau dari konteks strateri politik
seperti sekarang," jelasnya.
"Menurut saya ini kerjaan lawan
politik. Karena kan Jokowi itu sekarang paling atas. Survei paling atas
dimana-mana kan dimusuhi. Semua yang paling atas kan pasti musuhnya
banyak. Tapi jangan lupa kawannya juga banyak," tegas dia.
Sebelumnya
diberitakan, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Tjahjo Kumolo
mengatakan, pihaknya menemukan tiga alat sadap di rumah dinas Gubernur
DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi). Menurut Tjahjo, hal ini merupakan
indikasi kuat adanya teror yang mengarah pada partainya dari pihak
eksternal.
"Di rumah Jokowi kita operasi ada tiga alat penyadap,
di tempat tidur, di ruang tamu, dan di tempat makan. Seakan-akan ada
semacam teror," kata Tjahjo, di Jakarta Selatan, Kamis (20/2/2014).
Penggeledahan
dilakukan di rumah Jokowi beberapa waktu lalu. Semua dilakukan karena
partai yang dipimpin oleh Megawati Soekarnoputri ini merasa ada satu
kekuatan yang ingin mengganggu sepak terjang PDI Perjuangan pada Pemilu
2014.
Selain di rumah dinas Jokowi, kata Tjahjo, operasi intelijen
oleh pihak tertentu juga menyasar kepada Megawati Soekarnoputri. Ia
menyebutkan, sampai saat ini Megawati hampir selalu diikuti oleh tim
intelijen yang belum diketahui jelas asal-usulnya.
"Bu Mega diikuti intel, pernah tertangkap ada orang masuk rumah Bu Mega dengan alasan mau numpang kencing, kan konyol," ujarnya.
Pada
kesempatan sebelumnya, Wakil Sekretaris Jenderal DPP PDI Perjuangan
Hasto Kristiyanto mengakui pihaknya mengendus adanya serangan politik
yang ditujukan untuk menjatuhkan kredibilitas Jokowi. Atas dasar itu,
seluruh mesin partai berlambang banteng tersebut mulai membuat benteng
untuk melindungi Jokowi dari semua serangan lawan politik.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar