Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memastikan proses tender bus TransJakarta yang
baru tidak dilakukan serentak dalam satu waktu. Ada yang digelar
baru-baru ini setelah Jokowi menjabat, ada juga yang dilakukan pada
zaman gubernur sebelumnya.
Persoalan tender ini penting karena
ada sejumlah bus baru yang didatangkan dari China namun dalam kondisi
yang kurang baik. Beberapa komponen minor di bus ada yang rusak, sisanya
karatan.
Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bahkan menyebut
ada dugaan oknum yang bermain dalam proses tender. Dia mengundang aparat
hukum bertindak. Nah, sebetulnya pada era siapa proses tender bus itu
dilakukan?
"Ada beberapa yang kita teruskan dari zaman
sebelum-sebelumnya, ada juga yang baru," kata Jokowi di kantor Balai
Kota DKI, Jakarta, Senin (10/2/2014).
Namun Jokowi tak mau
menjelaskan secara rinci proses tender mana saja yang dilakukan pada
zamannya atau gubernur lain. Khusus untuk kasus bus karatan, menurut
Jokowi, masih dalam proses investigasi.
"Kita belum bisa komentar banyak karena kita belum mendapat laporan," kata mantan wali kota Solo ini.
Dalam
APBD 2013, Pemprov DKI merencanakan pembelian 310 bus baru utuh dari
luar negeri. Ada 132 bus yang gandeng, sisanya single. Dalam proses
lelang, pagu anggaran untuk bus gandeng sebesar Rp 120 miliar untuk
paket bus 30 unit. Sementara untuk paket bus single mengeluarkan
anggaran sebesar Rp 77,8 miliar untuk 36 bus, dan Rp 75,7 miliar untuk
35 bus. Pada 22 Januari 2014, Jokowi meresmikan operasi 30 bus TransJ
baru.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar