Seiring lonjakan elektabilitas, sinyal pencapresan Joko Widodo (Jokowi) juga semakin
kuat. Namun kalangan DPRD DKI dari partai Golkar menyarankan Jokowi jangan nyapres, ada
apa? Apakah pencapresan Jokowi akan menjadi badai buat Golkar yang capresnya tak kunjung naik elektabilitasnya? Tentu saja bukan politisi jika tak punya argumentasi "tipu-tipu remang-remang".
"Ketika lo maju sebagai gubernur dan wakil gubernur, kan
janjinya untuk rakyat Jakarta untuk membenahi Jakarta. Artinya saya
berpikir Jakarta dibenahi dulu, karena untuk menjadikan Pak Jokowi dan
Basuki di DKI itu energinya besar sekali, jangan disia-siakan untuk
kepentingan pribadi atau kelompok," kata Anggota Komisi E DPRD DKI
Jakarta Ashraf Ali dalam perbincangan santai salah satu berita online, Kamis
(12/12/2013).
Menurut politikus Golkar ini, masih banyak masalah
yang harus diselesaikan di Jakarta. Dalam politik, bagi Ashraf, selalu
ada waktunya.
"Kan ada waktunya politik, politik kan bermain
dengan waktu, saya pikir sekarang waktunya ya pembuktian yang baik,
kalau belum terbukti apa-apa mau ke mana," katanya.
Namun dia sendiri sudah menanyakan ke Jokowi soal rencana maju jadi capres. "Beliau bilang tidak berminat," katanya.
Tapi soal yang terakhir ini Jokowi sudah membantah. Apa itu artinya Jokowi akan tetap melaju ke Pilpres 2014?
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar