Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa warga yang tempat
tinggalnya dibongkar di Taman Burung Waduk Pluit tidak akan mendapat
hunian di rumah susun. Hal itu dikarenakan warga di sana tinggal di
rumah kontrakan.
Hari ini seribuan petugas satuan polisi pamong praja beserta
tentara dan polisi membongkar 150 bangunan di taman dekat Waduk Pluit,
Penjaringan, Jakarta Utara.
Tiga unit backhoe digunakan untuk meratakan permukiman yang masih ditinggali oleh 40 kepala keluarga di sana.
Warga yang masih bertahan di lahan tersebut tidak menyangka bila
pembongkaran tersebut jadi dilakukan hari ini. Mereka tidak sempat
menyelamatkan semua barang-barang di dalam rumah. Mereka juga belum
mendapat tempat hunian baru karena menunggu pemerintah memberikan kunci
rusun.
Meski demikian, Jokowi mengatakan bahwa mereka tidak mendapat
hunian di rumah susun sewa sederhana. Menurut Jokowi, mereka bukan
pemilik bangunan tersebut, melainkan mengontrak, sehingga tidak masuk ke
kategori penerima rusunawa.
"Itu kan yang digusur rumah kontrakan. Nah, warga kan statusnya sewa di sana, ngontrak itu," ujar Jokowi.
Jokowi tampak berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataannya ini.
Dengan nada pelan, Jokowi mengatakan bahwa berdasarkan laporan yang
diterimanya dari lapangan, kebanyakan dari mereka yang digusur itu telah
habis masa kontraknya.
"Itu yang saya terima di lapangan loh ya, ndak tahu yang benarnya gimana. Nanti mungkin akan saya cek lapangan lagi," kata Jokowi.
Saat ini masih ada warga yang bertahan di tenda darurat di Taman
Burung Waduk Pluit. Ada pula yang menumpah di rumah sanak kerabat
mereka. Sebagian warga mengaku telah mendaftar untuk mendapatkan unit
rusun. Namun, sampai saat ini mereka belum menerima kunci rusun.
Sementara itu, seluruh rusunawa milik Pemprov DKI telah penuh.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar