Pemprov DKI Jakarta tengah berbenah. Penataan sejumlah ruang terbuka hijau
dan pembangunan rumah susun adalah program prioritas Gubernur Joko
Widodo (Jokowi) dan Wakil Gubernur Basuki Tjahaja Purnama (Ahok). Namun, apalah artinya
sebuah pembangunan jika arsitek yang baik tidak diimbangi dengan
kreativitas sang pelaksana.
Hal itu yang hendak dijawab Yonathan
Pasodung, Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI Jakarta
sekaligus Pelaksana Tugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta.
Sejak dilantik menjadi Kadis Perumahan dan Gedung Pemerintahan DKI
Jakarta menggantikan pejabat lama, Novizal, Kamis (14/2/2013) lalu, pria
kelahiran Toraja, 24 November 1959, itu ngebut mengerjakan pembangunan rusun yang ditargetkan 100 blok per tahunnya.
Belum
genap setahun menjabat, pria yang mengenyam pendidikan S-1 Universitas
Makassar Jurusan Teknik Elektro dan Magister Institut Teknologi Bandung
Jurusan Studi Pembangunan itu diberikan tugas baru oleh Gubernur yang
sama sekali di luar pengetahuan, yakni di Dinas Pertamanan dan
Pemakaman. Apalagi, penunjukan dirinya itu melalui sebuah "jebakan" yang
tidak terduga.
Kendati demikian, pria yang mengawali karier PNS
sebagai salah satu staf di Dinas Tata Bangunan, nama sebelum diganti
jadi Perumahan dan Gedung Pemerintahan, tahun 1990 hingga 1994 itu tak
merasa menjabat di dua posisi strategis adalah beban berat. Sebaliknya,
ayah tiga anak hasil dari pernikahannya dengan Agustina Mala ini
menjadikan jebakan sang Gubernur sebagai pertanyaan besar yang harus
dijawab.
Apa yang dimaksud dengan jebakan, bagaimana Yonathan menjawab jebakan itu dan apa saja kendalanya, berikut petikan wawancara Kompas dengan Yonathan.
Bagaimana ceritanya Pak Yonathan tiba-tiba menjadi Pelaksana Tugas Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI Jakarta?
Pertengahan
Agustus 2013 lalu, Pak Gubernur berkunjung ke Waduk Ria Rio. Saya
karena merasa di sana akan ada warga yang akan direlokasi ke rusun,
otomatis saya datang. Eh, tiba-tiba pas Pak Gubernur lagi
menjelaskan desain waduk, dia bilang, "Silakan tanya detailnya ke Kepala
Dinas Pertamanan". Saat itu kan Pak Widyo sudah pensiun. Wartawan lalu
tanya, "Siapa penggantinya". Tiba-tiba Pak Gubernur nunjuk
saya, "Ya ini". Jujur, saya terkejut Pak Gubernur bilang, "Pak Yonathan
jadi PLT". Wartawan lalu tanya ke saya, "Sejak kapan, Pak". Saya spontan
bilang, "Ya sejak hari ini" Ha-ha-ha.... Saya tidak bisa bilang apa-apa
lagi.
Apa makna "jebakan" penunjukan Bapak jadi Kepala Dinas Pertamanan dan Pemakaman DKI?
Kita
ini PNS, abdi masyarakat. Sebagai prajurit, kita harus siap menerima
tugas. Pimpinan bilang apa, kita kerjakan dengan sungguh-sungguh. Kerja
sesuai dengan keinginan pimpinan sekaligus untuk masyarakat itu cara
saya menjawab tanggung jawab Pemprov DKI kepada saya.
Apa program Gubernur dan Wakil Gubernur yang akan Bapak jalankan?
Sangat
banyak. Di Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah, pertama, Kampung
Deret. Ada 26 titik yang akan dibangun yang tersebar di lima wilayah
DKI. Kedua, pembangunan rusun. Target Pak Gubernur itu 100 blok satu
tahunnya. Kita sedang mempercepatnya. Ketiga, pembebasan lahan. Ada
beberapa luas lahan yang akan segera kita bebaskan. Tapi jangan tahu
dulu, nanti ribut duluan warganya. Nah, di Dinas Pertamanan dan
Pemakaman, pertama penataan ruang terbuka hijau di Waduk Pluit dan Waduk
Ria Rio. Coba lihat sekarang, kedua waduk itu sudah jadi apa. Tapi,
memang belum selesai sih. Kedua, beautifikasi taman. Seluruh taman di
Jakarta kita percantik. Nanti juga akan ada penambahan tanaman di
trotoar dan daerah perbatasan.
Bagaimana perkembangan program Kampung Deret? Sepertinya tenggelam tidak ada kabar lagi?
Oh, siapa bilang? Anda harus tahu dulu. Awalnya, ada 50 lokasi
yang akan dibangun Kampung Deret, tapi dalam proses mengerucut menjadi
26 saja yang memenuhi syarat. Syarat utama itu adalah masyarakatnya
setuju dibangun KD. Saat ini 26 KD itu tinggal menunggu SK Gubernur soal
by name by address. Karena skema pembangunan KD itu melalui
bantuan sosial, harus ada SK-nya, supaya jelas siapa yang diberi bantuan
buat renovasi rumah, berapa besarannya. Tahun inilah SK itu selesai
supaya segera kita kerjakan.
Mengapa desain pembangunan
Kampung Deret diserahkan kepada masyarakatnya sendiri? Mengapa tidak
Pemprov saja yang mendesain, masyarakat tinggal menerimanya?
Sederhana saja, Pak Gubernur mau masyarakat ikut berdaya
membangun kampungnya supaya mereka memiliki rasa memiliki kampungnya
juga. Kan nanti enggak hanya rumah, tapi lingkungan juga ditata. Jalan
diperlebar, taman ditambah, lampu jalan diterangkan, dipasangi hydrant,
drainase diperbaiki. Jadi akan terlihat sebagai satu kesatuan
masyarakat dan lingkungannya. Di tahun 2014, kita akan usulkan 75 lokasi
lagi. Program ini akan bergulir terus.
Bagaimana dengan target pembangunan 100 blok rusun setiap tahunnya?
Pembangunan
rusun sudah dimulai. Yang saat ini sudah berjalan itu 25 blok rusun
dengan jumlah hunian sebanyak 2.500 bertipe 30. Lokasinya, Pulogebang 2
blok, Daan Mogot 8 blok, Muara Baru 8 blok, dan Rawa Bebek 6 Blok. Yang
saat ini masih dalam tahap lelang ada 10 blok. Lokasinya, Jatinegara
Kaum 2 blok, Cipinang Besar Selatan 2 blok, Pulogebang 2 blok, dan
Tambora 2 blok. Yang masih dalam tahap lelang akhir 2014 sudah ada
pemenangnya dan siap untuk dibangun. Targetnya memang 100 blok per
tahun. Tapi saya rasa Pak Gubernur realistis.
Beralih ke Tupoksi sebagai PLT Dinas Pertamanan dan Pemakaman, apa program besarnya?
Pak
Gubernur kita itu orangnya main tabrak-tabrak. Beliau mau semua taman
dan trotoar kita yang urus. Punya Kementerian PU mau diambil alih
beliau, tujuannya supaya rapinya sama semua. Tapi entahlah itu kapan
terealisasi, kita di pertamanan siap saja jika sewaktu-waktu penataannya
diambil alih oleh kita sendiri. Malah lebih mudah ngurusnya, menatanya, merapikannya.
Dalam jangka waktu dekat, apa program Dinas Pertamanan dan Pemakaman?
Kita
punya program namanya beautifikasi taman. Mempercantik taman-taman di
ruang terbuka hijau, seperti Waduk Pluit, Waduk Ria Rio, termasuk di
perempatan jalan dan taman trotoar. Jakarta akan kita tanami tiga jenis
tanaman, yaitu tanaman berbuah banyak, berbunga segar, dan tanaman
peneduh di jalur trotoar. Sekarang lagi proses pengadaan
tanaman-tanamannya. Proyek percontohan kita yang pertama adalah Jalan
Sudirman-Thamrin.
Pada tahun 2014 mendatang merupakan tahun penuh
tantangan bagi Yonathan. Pria yang telah 11 tahun menjadi Kepala Bidang
Perawatan dan Gedung di Dinas Perumahan itu pun bertekad menyelesaikan
semua program di dua dinas strategis Pemprov DKI. Mampukah Yonathan
menjawab tugas-tugasnya sebagai motor pembangunan di lapangan? Waktu
yang akan menjawabnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar