Tak hanya Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) saja yang menduduki posisi
teratas dalam berbagai survei sebagai calon presiden, wakilnya, Basuki
Tjahaja Purnama (Ahok), belakangan pun menduduki posisi puncak sebagai
calon wakil presiden.
Atas survei tersebut, Direktur Sinergi
Masyarakat untuk Demokrasi Indonesia (Sigma), Said Salahuddin,
menyatakan bahwa Ahok memiliki hak konstitusi sebagai warga negara untuk
mencalonkan diri sebagai calon Wakil Presiden.
"Semua orang tak
boleh dibatasi untuk capres dan cawapres. Namun kalau ada program yang
telah dirancang, tentu ada yang harus menjalankan. Artinya, dia siap
melaksanakan program yang diusung bersama Jokowi," ujarnya.
Saat
Ahok diusung menjadi cawapres, lanjut Said, maka semakin sulit untuk
merealisasikan program-program yang telah dirancang untuk membenahi
segala persoalan di Ibu Kota. Mulai dari macet, banjir, normalisasi
waduk yang berimbas pada relokasi warga ke rumah susun, hingga relokasi
PKL yang berdagang di badan jalan,
"Jadi, mungkin-mungkin saja
keduanya maju menjadi Capres dan Cawapres. Tapi, apakah keduanya begitu
teganya tinggalkan warga Jakarta?" imbuhnya.
Selain itu, Ahok
yang merupakan kader dari Partai Gerindra, pun menjadi persoalan
tersendiri untuk melanjutkan langkahnya sebagai cawapres. "Kader
Gerindra sudah menetapkan Prabowo sebagai capres. Nantinya, Ahok
cenderung tidak menyaingi Prabowo kalau nekat maju menjadi cawapres,"
tandasnya.
Sebelumnya, Cyrus Network melakukan survei nasional
pencalonan presiden dan wakil presiden untuk Pilpres 2014. Hasilnya
disebutkan bahwa Basuki Tjahaja Purnama mempunyai peluang yang cukup
besar sebagai wakil presiden.
Survei tersebut dilaksanakan per
dua minggu. Untuk tahap I pada 23-28 Agustus 2013 dan tahap II pada
12-14 September 2013. Survei ini melibatkan 1.020 responden dengan margin of error sekira 3,1 persen.
Hasilnya,
elektabilitas Ahok sebagai capres meningkat menjadi 21 persen dari awal
September yang hanya 16,3 persen, yang menjadikannya setara dengan
Dahlan Iskan. Hatta Rajasa menempati urutan ketiga dengan 16,7 persen,
Harry Tanoesoedibjo sebesar 9,9 persen, dan terakhir Anies Baswedan 2,9
persen.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar