Rabu, 09 Oktober 2013

Gerindra Tak Percaya Jokowi Nyapres Bisa Turunkan Angka Golput

Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani tak yakin jika Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) maju sebagai capres akan menurunkan angka golput pada Pilpres 2014. Menurutnya, angka golput tidak ada hubungannya dengan Jokowi.
"Saya kira korelasinya tak berbanding lurus," ujar Muzani di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (9/10/2013).
Anggota Komisi I DPR ini menjelaskan, tingkat partisipasi pemilih dalam pemilu di tingkat kabupaten rata-rata 50 hingga 60 persen. Hal ini disebabkan karena masyarakat Indonesia sudah jenuh dengan keadaan demokrasi di Tanah Air.
"Karena demokrasi di Indonesia sudah pada titik menjenuhkan, belum lagi perkara sengketa pilkada," jelasnya.
Dalam setiap pemilu, fenomena golput selalu terjadi. Alasan mereka rata-rata tidak percaya atau kurang mengenal dengan figur capres yang ada.
Dua bulan lalu, Forum Akademisi Teknologi Informatika (IT) melansir hasil surveinya. Sosok Jokowi dinilai mampu menarik pemilih yang golput dan pemilih di luar Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P). Jika Jokowi dicapreskan sebelum Pileg, maka angka golput pada Pemilu 2014 diperkirakan hanya 19,7 persen. Bila Jokowi ditetapkan setelah Pileg, maka golput diperkirakan mencapai 25,5 persen.
"Jokowi effect menggerus kelompok abstain atau golput," kata Ketua Forum Akademisi IT Hotland Sitorus.
Survei ini dilakukan pada 1-20 Agustus 2013. Survei melibatkan 2.000 responden yang tersebar di 34 provinsi. Survei menggunakan teknik wawancara secara langsung dengan margin error 2,5 persen.

Sumber :
merdeka.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar