Razia pengamen topeng monyet oleh petugas dari Suku Dinas Peternakan dan Perikanan Jakarta Timur dan Satpol PP mengundang reaksi sejumlah pihak.
Pengamat Perkotaan Yayat supriatna berharap terobosan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak akan menimbulkan masalah baru.
"Saya perlu mengapresiasi tindakan tersebut, namun saya berharap tidak hanya sampai razia saja. Seharusnya dapat dilanjutkan dengan melakukan pembinaan terhadap pengamen topeng monyet," kata Yayat, Rabu (23/10/2013).
Dinas sosial seharusnya dapat menyambut program ini dengan melakukan pembinaan, agar para pengamen topeng monyet tidak menjadi pengganguran baru.
"Menurut saya Gubernur Jokowi out of the boks. Topeng Monyet itu, monyet yang mencari uang, dan itu tidak ber prikebinatangan ini harus diperbaiki. Lebih baik orang yang bekerja," tutupnya.
Sebelumnya para pengamen topeng monyet yang kerap nongkrong di persimpangan jalan di Jakarta Timur dirazia oleh petugas, Selasa (22/10/2013).
Alhasil beberapa pengamen topeng monyet pun lari kocar-kacir, saat petugas mendekati dan berusaha menangkap mereka.
Apung (50), pengamen topeng monyet yang biasa mangkal di Perempatan Kalimalang, Jalan D.I Panjaitan, Jatinegara, Jakarta Timur, akhirnya berhasil ditangkap bersama monyetnya bernama Acil, setelah mencoba melarikan diri dari petugas.
Apung menjalani profesi sebagai pengamen topeng monyet lantaran tak memiliki keahlian lainnya.
Setiap harinya, Apung pulang pergi dari rumah di Jonggol, Bogor, Jawa Barat ke tempatnya mangkal di perempatan Kalimalang dengan menggunakan sepeda motor Honda Supra Fit.
"Enggak ada alasan. Memang enggak mampu tenaganya. Kalau gini kan enggak perlu tenaga. Saya orang bodoh, enggak lulus sekolah. Mau kerja apalagi," kata pria yang telah menggeluti pekerjaan sebagai pengamen topeng monyet sejak dua tahun lalu itu.
Sumber :
okezone.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar