Rabu, 23 Oktober 2013

Jika Terjadi Gempa Apa Jokowi yang Disalahkan?

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) sempat dibuat gerah dengan pernyataan petinggi Partai Demokrat Nurhayati Ali Assegaf soal musibah kebakaran di masa setahun kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi).
Nurhayati yang melontarkan kritik tentang kinerja Jokowi selama setahun memimpin ibu kota dianggap PDI-P sebagai hal yang sudah biasa. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari PDI-P, Eva Kusuma Sundari, mengaku hal tersebut bukan hanya terjadi sekali ini saja.
Eva pada awalnya mengaku sempat geram sebab kritik pedas yang disampaikan Nurhayati dianggap tidak proporsional dijadikan penilaian atas prestasi Jokowi. Evaluasi yang fair, menurutnya, yakni membandingkan keadaan sebelum dan sesudah menggunakan platform kampanye Jakarta
“Kebakaran adalah bencana, kecelakaan. Masak kalau gempa juga Jokowi disalahkan? Lagipula pada era Foke sebelumnya merupakan faktor penyebab seperti tidak adanya early warning system, perumahan kampung yang tidak responsif terhadap kebakaran dan akses ke damkar yang sulit,” kata Eva, Senin (21/10/2013).
Lebih lanjut, Eva menyebut Nurhayati tidak melakukan analisa utuh sebelum berkomentar. “Bu Nur hanya mencoba kritis, oposisi terhadap Jokowi tapi menggunakan data statis, tanpa analisa utuh dan komprehensif mana asap mana api, salah menyebut asap sebagai api.”
Bagi Eva sudah banyak kerja nyata yang dilakukan Jokowi. Sejumlah perbaikan signifikan yang patut diapresiasi seperti lelang jabatan, revitalisasi sungai, perbaikan layanan publik di kantor kelurahan, festival seni, bendungan Ria Rio, penataan trotoar yang lebih ramah, penertiban pasar dan PKL.
Meski demikian, dia menekankan, ada dua langkah besar yang masih dinantikan penduduk DKI yakni masalah banjir dan macet.

Politisi PDI-P yang duduk di DPRD DKI Jakarta, Dwi Rio Sambodo juga memberikan penilaian senada. Rio menegaskan, masa kerja satu tahun yang baru dilalui Jokowi terlalu pendek untuk memperbaiki Jakarta yang sangat amburadul sebab tak diurus dengan baik oleh pemimpin terdahulu.
“Lagipula pada era Foke saat terjadi kebakaran apakah gubernur turun langsung untuk melihat kejadian? Kan tidak pernah," kata dia, Senin (21/10). Rio melihat beda sekali dengan kepemimpinan Jokowi pada saat masyarakat terkena musibah. "Jokowi langsung turun ke tempat kejadian,” ujarnya.
Adapun Sekretaris Dewan Pembina Partai Demokrat (PD) Ajeng Ratna Suminar mengatakan persoalan pernyataan kritikan Nurhayati terhadap Jokowi merupakan hak kader dan tidak bisa dilarang. Hal ini pun dinilai tidak akan mengganggu popularitas PD pada Pemilu 2014 yang akan datang.
"Kalau Pemilu hari atau besok, mungkin iya pengaruh sama partai. Tapi, kalau tahun depan enggak lah. Ya itu hak ibu Nur berpendapat mengkritik," ujar Ajeng, Rabu (23/10/2013).

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar