Partai Amanat Nasional (PAN) membenarkan pertemuan antara Joko Widodo
(Jokowi) dan Hatta Rajasa, beberapa pekan lalu. Dalam pertemuan itu, PAN
menyatakan Jokowi dan Hatta membahas Pemilihan Umum (Pemilu) 2014.
Wakil Ketua Umum PAN Dradjad Wibowo menjelaskan, Jokowi dan Hatta
sebenarnya membahas pembangunan perekonomian Jakarta. Ini terkait
jabatan Hatta sebagai menteri koordinator perekonomian dan Jokowi selaku
gubernur DKI Jakarta.
Jokowi yang baru beberapa bulan menjabat
sebagai gubernur DKI bercerita tentang tahapan awal pembangunan monorel
kepada Hatta. “Tapi, karena kedua-duanya sama-sama tokoh politik,
pembicaraan juga membahas kondisi politik terkini, termasuk pemilu,”
ujar Dradjad, Ahad (21/7).
Pertemuan yang digelar di kediaman Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati
Soekarnoputri di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, itu
berlangsung santai. Megawati mengetahui pertemuan itu, namun Megawati
tidak mengikuti jalannya pertemuan hingga usai.
Pertemuan lebih
banyak dilakukan dengan pembicaraan panjang antara Jokowi dan Hatta.
“Mereka bahas banyak hal, tapi bukan tentang pencapresan,” kata Dradjad.
Meski belum membahas pencapresan, Dradjad mengatakan, DPP PAN tidak
menutup kemungkinan bila duet Jokowi dan Hatta bisa direalisasikan.
Sebagai partai politik, PAN terus menjajaki kemungkinan koalisi dengan
siapa saja.
Ketua DPP PAN Bima Arya mengatakan, pihaknya tidak
hanya melakukan penjajakan ke Jokowi, tapi juga Prabowo Subianto dari
Partai Gerindra. “Karena, berdasarkan hasil survei sampai sejauh ini,
kedua figur itu menempati polling tertinggi,” kata dia.
Hatta dan Prabowo juga sudah melakukan komunikasi politik untuk
Pilpres 2014. Ada peluang keduanya bergandengan dengan Prabowo sebagai
capresnya dan Hatta sebagai wapres. Pada sisi lain, Prabowo pun
melakukan pertemuan-pertemuan dengan Jokowi membahas berbagai persoalan,
terutama Pilpres 2014.
PAN, sesuai dengan keputusan Rakernas PAN
2011, telah menetapkan Hatta Rajasa sebagai calon presiden 2014. Figur
Prabowo dan Jokowi tak bisa dimungkiri memiliki kekuatan yang laik
diperhitungkan dalam bursa pencapresan.
Hampir semua lembaga survei menempatkan Jokowi sebagai capres dengan
elektabilitas tertinggi. Pada pekan lalu, lembaga survei Pusat Data
Bersatu menempatkan nama Joko Widodo sebagai calon presiden yang paling
disukai (77,90 persen), disusul Jusuf Kalla (59,29 persen), dan Prabowo
Subianto (58,75 persen).
Ketua DPP PDI Perjuangan Maruarar Sirait
mengatakan, koalisi tokoh PDI Perjuangan dengan partai lain sangat
mungkin terjadi. Tetapi, sesuai amanat Kongres PDI Perjuangan di Bali
pada 2010, Megawati yang akan menentukan siapa yang akan diusung sebagai
capres. “Bisa Ibu Mega, bisa Jokowi. Tapi, kalau sekarang, belum tepat
waktunya,” ujar dia.
Bila terjadi manuver politik antartokoh partai lain, seperti Hatta
Rajasa dan Jokowi, menurutnya, itu wajar saja. Karena, dalam aktivitas
politik, pertemuan dengan siapa saja bisa dilakukan.
PDI
Perjuangan tidak ingin mengumbar janji untuk menciptakan keragu-raguan
di antara pemilihnya. Maruarar menegaskan, PDI Perjuangan akan menunggu
Megawati mengambil keputusan, termasuk kepastian duet dengan tokoh dari
partai lain. “Kami partai yang form, pada saatnya pasti diumumkan,” ujar dia.
Sumber :
republika.co.id
Tidak ada komentar:
Posting Komentar