Direktur Eksekutif Jakarta Studi Center (JSC) Ali Sadikin mengatakan,
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) harus berani bikin gebrakan
dengan membangun apartemen murah sebagai solusi agar orang miskin bisa
tetap hidup layak. Semakin mahalnya harga tanah membuat masyarakat
miskin atau kelas menengah bawah makin tersingkir.
"Kalau
didiamkan mereka akan sulit punya rumah layak huni. Rumah tinggal layak
huni seperti apartemen adalah salah satu cara efektif untuk orang miskin
yang saat ini mulai tergerus," kata Ali di Jakarta, Senin (22/7/2013).
Ali mengatakan, apartemen murah atau rumah susun (rusun) bukan hanya bisa menyediakan hunian layak huni. Konsep vertical housing
murah ini juga dapat meredam kemacetan. Misalnya, seperti di Singapura,
Hongkong dan kota besar lain di dunia, apartemen dibangun di tengah
kota dan dilengkapi dengan perkantoran, pusat belanja serta hiburan
keluarga.
"Tanpa perlu batasan ketinggian lantainya, misalnya
dibangun 50 lantai di tengah kota. Dengan begitu, kalau mau berangkat
kerja dan belanja tinggal jalan. Kalau ini terwujud, kemacetan DKI bisa
berkurang sampai 40 persen," ungkapnya.
Ali mengatakan, jika
Pemprov DKI Jakarta tidak memiliki dana bisa bekerjasama dengan pihak
ketiga, dalam hal ini swasta. Namun, program apartemen murah ini tidak
akan terwujud jika DPRD sebagai mitra Jokowi-Ahok tidak mendukung secara
total.
"Dinas serta walikotanya juga harus mendukung kebijakan pro rakyat seperti ini," tukasnya.
Sebelumnya,
Wagub DKI Jakarta Basuki T Purnama pernah menyatakan berencana
membangun apartemen untuk kelas menengah ke bawah dan mengefisienkan
penggunaan gedung kantor aset pemerintah untuk kepentingan rakyat. Wagub
akrab disapa Ahok ini menegaskan bahwa inti pemecahan masalah kemacetan
adalah sebanyak mungkin membangun rumah susun sederhana sewa (rusunawa)
yang dekat dengan tempat kerja karyawan.
"Lalu, di bawahnya ada
pasar tradisional. Hal ini akan membatasi pergerakan manusia dengan
menggunakan kendaraan bermotor," ujar Ahok.
Sementara itu, Ketua
Fraksi Partai Golkar DPRD Ashraf Ali mengaku dewan akan mendukung penuh
kebijakan Jokowi-Ahok jika memang pro rakyat. Namun, agar tidak salah
sasaran Pemprov DKI harus membuat payung hukum yang jelas agar tidak ada
masalah.
"Juga, harus didasari perhitungan matang. Jangan sampai aparteman murah itu malah diborong oleh orang kaya," tukasnya.
Anggota
Komisi E DPRD ini mencontohkan, saat ini banyak rusun yang seharusnya
dihuni orang miskin malah orang kaya yang menikmati. Banyak rusun yang
penghuninya memiliki mobil.
"Untuk itulah harus ada aturan atau payung hukum jika memang akan dibangun di tengah kota," tukasnya.
Batas ketinggian
Secara
terpisah pengamat perkotaan Adilsyah Lubis mengatakan, apartemen murah
atau rusun sudah menjadi keharusan. Karena, jika ingin Jakarta mau
disejajarkan dengan kota-kota di dunia, Jakarta harus mampu mengkonsep
apartemen yang serba ada.
"Apartemen itu wujudnya disatukan
dengan pasar, perkantoran, restoran dan pusat belanja. Hal ini dilakukan
agar tidak ada penumpukan kendaraan saat jam kantor," ujarnya.
Ia sepakat dengan konsep apartemen murah di tengah kota bisa mengurai kemacetan.
"Kalau orang ke kantor dan belanja tinggal jalan tentunya mereka tidak butuh lagi mobil," tambahnya.
Hanya,
ia mengingatkan Jokowi agar program apartemen murah itu bisa dibangun
secara layak huni. Tahap awal harus dilakukan adalah segera menghapus
aturan batas ketinggian bangunan.
"Karena, kalau digabung dengan
pasar dan perkantoran akan memakan lahan juga. Jadi, model bangunannya
nanti vertikal dan kalau perlu tidak terbatas," ucapnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar