Senin, 22 Juli 2013

Jokowi: Dinilai Jelek, Silakan...

Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) tak menggubris tudingan Akademisi Universitas Indonesia Iberamsjah, bahwa masa pemerintahannya belum menunjukkan kerja nyata. Menurutnya, yang menilai keberhasilan kerjanya bukanlah siapa-siapa, melainkan rakyat sendiri.
"Ya, enggak apa-apa. Dinilai jelek silakan. Yang menilai kan rakyat sendiri. Saya bekerja kan atas amanah masyarakat, toh," ujar Jokowi di Balaikota, Jakarta Pusat pada Senin (22/7/2013).
Jokowi mengatakan, dirinya tidak memikirkan tudingan-tudingan semacam itu, terlebih bahwa dirinya melakukan pencitraan. Jokowi mengaku fokus bagaimana mewujudkan program-program yang bersentuhan langsung dengan masyarakat.
Diakui Jokowi, mewujudkan sejumlah program tersebut membutuhkan waktu yang panjang. "Soal KJP, KJS, Kampung Deret, kan semuanya proses. Apalagi yang namanya macet dan banjir, kan jangka tengah dan jangka panjang," ujarnya.
Sementara, terkait sejumlah programnya kini merupakan warisan pemerintahan sebelumnya, Jokowi membenarkannya. Hanya saja Jokowi mengatakan perbedaannya program tersebut berada di pemerintahan masa lalu dan pemerintahannya. Yakni pada keberanian pengambilan keputusan.
Orang yang masih menjabat sebagai Wakil Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Tengah tersebut lalu mencontohkan 2 megaproyek yang akan dibangun secepatnya di Kota Jakarta, yakni MRT (Mass Rapid Transit) kereta berbasis rel dan Monorail.
"Kalau enggak buat MRT, saya buat apa? Pesawat antar kampung. Hahaha. Monorail juga begitu. 24 tahun yang lalu baru kita jalankan. Kuncinya memang di situ kok. Ada-ada saja," seloroh Jokowi.
Sebelumnya,akademisi Universitas Indonesia (UI) Iberamsjah menilai, sejak Joko Widodo menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, belum ada realisasi kerja nyata yang ditunjukkannya. Beberapa hal yang dikritisinya adalah KJS, KJP, bertambahnya titik banjir, titik kemacetan, pencitraan, pembayaran petugas pintu air dan sebagainya.


Sumber :
kompas.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar