Informasi yang dilansir FITRA berkaitan dengan anggaran operasional
Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) dan wakilnya Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) bisa menyesatkan masyarakat, karena tidak mempertimbangkan penggunaan
anggaran tersebut. Demikian pandangan pengamat kebijakan publik Adrinof
Chaniago.
Informasi yang dilansir FITRA menyebut anggaran
operasional Jokowi dan Basuki pada 2013 mencapai lebih dari Rp 26
miliar. Jika dihitung lebih rinci, Jokowi dan Ahok punya anggaran blusukan masing-masing sebesar Rp 37 juta per hari.
FITRA
membandingkan anggaran itu dengan anggaran operasional gubernur dan
wakil gubernur DKI era Fauzi Bowo dan Prijanto, yang bernilai lebih dari
Rp 17 miliar.
Menurut Chaniago, FITRA bisa menyesatkan publik
karena tidak menjelaskan apa yang Jokowi-Ahok dan Fauzi-Prijanto
lakukan dengan anggaran itu. Menurutnya, anggaran besar bukan masalah
jika digunakan untuk kepentingan masyarakat.
"Kelemahan FITRA
dimanfaatkan. Apalagi menyuruh Jokowi jangan blusukan. Pelajari dulu
agar pemerintahan bisa efektif, jangan dipelintir. Anggaran besar tapi
efektif. Daripada hemat tapi nyatanya boros dimana-mana. Blusukan itu
proyek murah. Jokowi menggerakkan supaya program itu tepat sasaran,"
kata Adrinof, Minggu (21/7/2013).
"Bandingkan
dengan pemerintahan sebelumnya yang rajin menggerogoti anggaran. Dengan
proyek mengada-ada, atau proyek yang perlu tapi anggarannya mengada-ada.
FITRA pakai kacamata yang sudah dibersihkan lah," tambahnya.
Jokowi
sendiri telah menyatakan bahwa ia tidak menggunakan anggaran
operasional untuk blusukan. Menurutnya, ia menggunakan anggaran itu
untuk membantu masyarakat dan semua pengeluaran itu dicatat sehingga
bisa dipertanggungjawabkan.
"Anggaran operasional Gubernur untuk
sumbangan ke masyarakat, bantuan kegiatan masyarakat yang diajukan lewat
proposal, bantuan korban kebakaran, banjir, obat-obatan, beras, seragam
sekolah, dan buku tulis," ujar Jokowi.
"Blusukan juga salah
satu mekanisme kontrol langsung di lapangan. Sehingga secara otomatis
menjadi salah satu cara mencegah korupsi," tambahnya.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar