Sejumlah masyarakat dari lintas disiplin ilmu, profesi dan daerah mengaku akan memilih calon presiden Ir H Joko Widodo (Jokowi) pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014 karena terpikat oleh kinerja nyata mantan Walikota Surakarta itu.
"Saat banjir besar melanda Jakarta, Jokowi tidak cuma main perintah di belakang meja. Dia turun langsung bersama TNI dan berbagai pihak lainnya bahu-membahu mengendalikan banjir," ujar aktivis Front Lintas Golongan untuk Indonesia Hebat (Liga Indonesia Hebat) Juwendra Asdiansyah, di Bandarlampung, Minggu (6/7/2014).
Fakta tersebut, demikian Juwendra menambahkan, menunjukkan Jokowi bukan sekadar `omong doang` atau "omdo", tapi merupakan sosok yang bisa bekerjasama dengan siapa saja.
"Dia bahkan mengangkat sendiri karung-karung pasir tanpa peduli statusnya sebagai orang nomor satu di DKI Jakarta. Saya optimistis Jokowi bisa bekerja dengan siapa pun yang mau membangun Indonesia dan membawa negeri ini ke arah lebih baik," ujar Juwendra lagi.
Senada Juwendra, Mahasiswa Universitas Brawijaya Malang Fakultas Informatika 2011 Farandi Angesti menilai, Jokowi bukan figur haus kekuasaan tapi memang pemimpin yang ingin bekerja.
"Saya juga ingin Indonesia adem ayem, bebas dari kekerasan. Itu alasan logis kenapa harus memilih Jokowi," kata Farandi.
Pilpres 9 Juli 2014 diikuti dua pasangan capres-cawapres, yakni Prabowo Subianto-Hatta Rajasa bernomor urut satu (1) diusung Partai Gerindra, Golkar, PPP, PKS, PAN, PBB dan Demokrat, serta Joko Widodo-Jusuf Kalla bernomor urut dua (2) diusung PDI Perjuangan, NasDem, PKB, Hanura dan PKPI.
"Saya konsisten mengkampanyekan Jokowi dari rumah ke rumah," ujar Kundono, warga Kelurahan Jatimulyo Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang menambahkan.
Selain menilai Jokowi sebagai sosok pemimpin yang mau bekerja, Kundono melihat suami Iriana itu sebagai sosok yang sederhana, tidak neko-neko dan konsisten dengan hukum.
"Hal itu dibuktikan dengan kinerja birokrasi yang ia jalankan sesuai aturan. Selain itu rumah tangganya juga harmonis," kata Kundono lagi.
Lingkaran Survei Indonesia (LSI) pada Kamis (26/6/2014) merilis hasil survei yang menyatakan Jokowi-Jusuf Kalla memiliki elektabilitas 45 persen, dan Prabowo Subianto yang berpasangan dengan Muhammad Hatta Rajasa memiliki elektabilitas 38,7 persen.
Adapun Pusat Penelitian Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P LIPI) pada Kamis (26/6), merilis pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla unggul dengan elektabilitas 43 persen, sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa dengan elektabilitas 34 persen. [antara]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar