Tim Pakar Sekretariat Nasional (Setnas) Jokowi menyesalkan beredarnya
layanan pesan singkat (SMS) berisi kampanye hitam. SMS dikirim pada
anggota Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI), terutama di Jawa
Timur.
Eva Kusuma Sundari, anggota Tim Pakar Setnas Jokowi, melalui surat
elektroniknya mengemukakan hal itu terkait dengan isi "short message
service" (SMS) yang menyatakan bahwa bakal calon presiden dari PDI
Perjuangan Joko Widodo (Jokowi) merencanakan penghentian tunjangan
profesi pendidik (TPP) dosen maupun tunjangan sertifikasi untuk para
guru.
"SMS diakhiri dengan imbauan untuk memenangkan calon presiden partai
politik lain," kata Eva yang juga Wakil Ketua Bidang Pengaduan
Masyarakat Fraksi PDI Perjuangan DPR RI.
Berkaitan dengan hal tersebut, Tim Pakar Setnas Jokowi menegaskan
bahwa kebijakan Jokowi akan menggunakan pendekatan pembangunan yang
berpusat pada manusia. Serta, warga negara sebagai perwujudan dari
cita-cita mencerdaskan kehidupan bangsa.
Dalam kerangka yang demikian, kata Eva, posisi sektor pendidikan
menjadi sentral. Guru menjadi tulang punggung program pembentukan warga
yang cerdas dan bermental positif tersebut.
"Tidak mungkin Jokowi akan gegabah menghapus tunjangan sertifikasi
guru maupun TPP para dosen yang berdampak langsung pada tingkat
kesejahteraan para pendidik," kata wakil rakyat asal Daerah Pemilihan
Jawa Timur VI itu.
Ia menyebutkan, alokasi APBD DKI bagai pegawai negeri sipil (PNS),
termasuk untuk guru, diberikan dengan persentase yang terus meningkat.
Disebutkan pula bahwa saat ini TPP terendah di DKI adalah Rp2,9 juta per
bulan untuk golongan PNS terendah.
"Lelang jabatan kepala sekolah dilaksanakan di DKI Jakarta. Perbaikan
akuntabilitas ini diperkuat dengan kerja sama BPK (Badan Pemeriksa
Keuangan) dan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan implementasi
e-budget yang memungkinkan publik memantau penggunaan APBD DKI per 'real
time'," kata Eva.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar