Kelompok pendukung Joko Widodo untuk berduet dengan Jusuf Kalla semakin
panjang dengan munculnya Jokojek. Kelompok ini mengusung "tagline" Rapopo Raiso Opopo (Tidak apa-apa tidak bisa apa-apa).
Deklarasi
kelompok simpatisan Jokowi-JK ini dilakukan dengan sederhana dalam
jumpa pers di di Padzzi Pondok Ulam Resto, Cilandak, Jaksel, Minggu
(20/4/2014).
Koordinator Jokojek Radius Anwar menyebut Jokowi dan
JK adalah pasangan yang sesuai untuk memimpin Indonesia.
Dengan
pengalamannya sebagai menteri dan wakil presiden, JK sosok yang tepat
untuk melengkapi Jokowi. Kedua orang ini menurutnya juga bersih dari
catatan hitam masa lalu.
Radius menegaskan dukungannya kepada
Jokowi sudah terjadi sejak jauh hari. "Kami bukan dadakan. Jauh-jauh
hari sebelum Jokowi maju sebagai Gubernur DKI kami sudah dukung. Waktu
putaran kedua Pilkada DKI itu, Pak Jokowi mendapat dukungan dari JK
untuk maju sebagai gubernur," ujar Radius.
Dengan bangga, Radius
menyebutkan beberapa keberhasilan JK saat di pemerintahan Presiden
Susilo Bambang Yudhoyono seperti penyelesaian konflik Aceh dan Poso.
Begitupun dengan Jokowi.
"Meski baru setahun lebih, tapi Pak
Jokowi sudah mengupayakan cara-cara untuk perubahan. Banyak yang bilang
Jokowi enggak bisa apa-apa, tapi Jokowi buktikan dengan bisa apa-apa,"
katanya.
Disinggung Jokowi yang dituding tidak amanah karena
ingkar janji dalam kampanye saat Pilkada DKI lalu untuk menjalankan lima
tahun tugas gubernur, Radius menepisnya. Justru menurutnya upaya Jokowi
maju sebagai calon presiden merupakan panggilan untuk perubahan yang
lebih baik. Lagipula, kalau Jokowi menjadi presiden diprediksi persoalan
Jakarta bisa diarahkan lebih baik.
"Justru menurut kami kalau jadi presiden, dia akan lebih leluasa
memimpin karena sebagai pemimpin tertinggi bangsa ini. Seperti misalnya
kasus Pemprov Banten dan Jakarta dalam pembuatan saluran terowongan
Cisadane-Ciliwung," ujarnya.
Lalu mengapa nama kelompok ini
Jokojek? "Kita enggak mungkin pakai Joko-JK karena terlalu vulgar
bangat. Makanya pakai kata Jek. Supaya lebih enak, merakyat, kalau
ngomong sama tukang becak atau sopir angkutan," kata Radius.
Radius
menyebut sebenarnya Jokojek sudah berdiri sejak 9 September 2013 di
Depok, Jawa Barat, namun baru hari ini diresmikan ke publik. Radius
mengklaim bahwa anggota Jokojek ini sudah lebih dari 1.000 orang yang
berasal dari kader lintas partai di sepuluh provinsi, aktivis hingga
elemen-elemen organisasi mahasiswa.
"Dari sepuluh provinsi itu coba saja kamu bayangkan banyaknya anggota kita," klaimnya.[detik]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar