Minggu, 20 April 2014

Rapopo Raisopopo

Kelompok pendukung Joko Widodo untuk berduet dengan Jusuf Kalla semakin panjang dengan munculnya Jokojek. Kelompok ini mengusung "tagline" Rapopo Raiso Opopo (Tidak apa-apa tidak bisa apa-apa).
Deklarasi kelompok simpatisan Jokowi-JK ini dilakukan dengan sederhana dalam jumpa pers di di Padzzi Pondok Ulam Resto, Cilandak, Jaksel, Minggu (20/4/2014).
Koordinator Jokojek Radius Anwar menyebut Jokowi dan JK adalah pasangan yang sesuai untuk memimpin Indonesia.
Dengan pengalamannya sebagai menteri dan wakil presiden, JK sosok yang tepat untuk melengkapi Jokowi. Kedua orang ini menurutnya juga bersih dari catatan hitam masa lalu.
Radius menegaskan dukungannya kepada Jokowi sudah terjadi sejak jauh hari. "Kami bukan dadakan. Jauh-jauh hari sebelum Jokowi maju sebagai Gubernur DKI kami sudah dukung. Waktu putaran kedua Pilkada DKI itu, Pak Jokowi mendapat dukungan dari JK untuk maju sebagai gubernur," ujar Radius.
Dengan bangga, Radius menyebutkan beberapa keberhasilan JK saat di pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono seperti penyelesaian konflik Aceh dan Poso. Begitupun dengan Jokowi.
"Meski baru setahun lebih, tapi Pak Jokowi sudah mengupayakan cara-cara untuk perubahan. Banyak yang bilang Jokowi enggak bisa apa-apa, tapi Jokowi buktikan dengan bisa apa-apa," katanya.
Disinggung Jokowi yang dituding tidak amanah karena ingkar janji dalam kampanye saat Pilkada DKI lalu untuk menjalankan lima tahun tugas gubernur, Radius menepisnya. Justru menurutnya upaya Jokowi maju sebagai calon presiden merupakan panggilan untuk perubahan yang lebih baik. Lagipula, kalau Jokowi menjadi presiden diprediksi persoalan Jakarta bisa diarahkan lebih baik.
"Justru menurut kami kalau jadi presiden, dia akan lebih leluasa memimpin karena sebagai pemimpin tertinggi bangsa ini. Seperti misalnya kasus Pemprov Banten dan Jakarta dalam pembuatan saluran terowongan Cisadane-Ciliwung," ujarnya.
Lalu mengapa nama kelompok ini Jokojek? "Kita enggak mungkin pakai Joko-JK karena terlalu vulgar bangat. Makanya pakai kata Jek. Supaya lebih enak, merakyat, kalau ngomong sama tukang becak atau sopir angkutan," kata Radius.
Radius menyebut sebenarnya Jokojek sudah berdiri sejak 9 September 2013 di Depok, Jawa Barat, namun baru hari ini diresmikan ke publik. Radius mengklaim bahwa anggota Jokojek ini sudah lebih dari 1.000 orang yang berasal dari kader lintas partai di sepuluh provinsi, aktivis hingga elemen-elemen organisasi mahasiswa.
"Dari sepuluh provinsi itu coba saja kamu bayangkan banyaknya anggota kita," klaimnya.[detik]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar