Pertarungan pemilu Presiden (pilpres) 2014 disebut tak ubahnya pertarungan antar ahli marketing atau pemasaran. Pasalnya, orientasi yang dipakai bukan lagi ideologi namun bagaimana agar calon tersebut terlihat 'mengkilap' di mata masyarakat.
Pakar psikologi politik dari Universitas Indonesia, Hamdi Muluk, mengatakan orang yang bekerja secara politik saat ini kalah oleh mereka yang bekerja secara marketing. Jika sudah berbicara marketing, maka orientasinya adalah kapitalis dan pasar.
"Mana yang lebih penting? Kerja politik atau kerja marketing? Kalau mau jujur, sekarang kerja marketing. Orang yang kerja politik kalah oleh yang kerja marketing," ujar Hamdi di kawasan Cikini, Minggu (20/4/2014).
Hamdi pun kembali menegaskan, karena yang dipakai adalah kerja marketing, maka tak ada bedanya 'memasarkan' seorang capres dengan memasarkan sebuah produk seperti pasta gigi.
"Kerja marketing ini kan pasar, kapitalisasi. Tidak ada ubahnya konsultan politik dengan konsultan marketing. Saya pikir, definisi konsultan politik itu yang membuat kajian di ranah politik," paparnya.
"Sekarang kenyataannya yang dicari orang periklanan. Ini pertarungan politik atau pertarungan ahli periklanan? Tidak ada bedanya memasarkan calon Presiden dengan Pepsodent. Pilpres ini sejatinya pertarungan konsultan," tukasnya. [tribunnews]
Bagi gue sbg rakyat jelata yg akan dipilih bukan kerja politik atau marketing, tetapi kerja dan hasil yg secara fakta. Ingat Pak Hamdi, rakyat sdh tdk mempan lg dg bujukan uang, penampilan dan omongan tanpa fakta.
BalasHapus