Kamis, 03 April 2014

Pusdeham: "Jokowi Nggak Ngeffek" Berulang di Jawa Timur

Efek Joko Widodo (Jokowi) pada Pilgub Jawa Timur yang lalau ternyata akan berulang pada Pileg 9 April 2009 yang akan datang. Hal ini terkuah pada hasil survei Pusat Studi Demokrasi dan hak asasi manusia (Pusdeham) Universitas Airlangga (Unair), bahwa efek Jokowi memberi efek signifikan terhadap perolehan suara PDIP di Jatim, hingga mencapai 25 persen dalam Pemilu 2014, pengamat Politik Universitas Airlangga Surabaya Kris Nugroho memberi penilaian berbeda.
Menurut Kris, meski dalam kampanye Pileg Jokowi beberapa hari lalu menyapa sebagia warga Jatim, namun efeknya terhadap sikap pemilih untuk memilihnya dalam pilpres nanti masih belum bisa jadi ukuran.
"Dalam survey memang luar biasa elektabilitasnya, namun kultur pemilih masyarakat tidak mudah terpengaruh. Pemilih Jatim masih cair yang bisa menentukan sikapnya saat mendekati coblosan nanti," tegasnya, Kamis (3/4/2014).
Kehadiran Jokowi di Jatim, kata Kris, belum banyak berpengaruh terhadap sikap pemilih di Jatim, hal ini persis sama dengan kedatangan Jokowi pada Pilgub Jawa Timur yang lalu. Mereka masih terkesan cuek, bahkan, cenderung belum menentukan pilihannya.
"Pemilih Jatim cukup rasional. Kulturnya juga berbeda dengan masyarakat di provinsi lain. Mereka, masyarakat yang cair (floating)," jelasnya.
Nah, dengan kondisi seperti itu, sikap pilihan masyarakat Jatim masih bisa berubah. Bahkan sampai sekarang, rata-rata warga belum bisa memutuskan siapa yang bakal dipilih.
"Keputusan baru diambil oleh masyarakat di masa injury time sebelum coblosan 9 April nanti," tegasnya.
Untuk itu, Jokowi efek belum dapat banyak dirasakan di masyarakat Jatim. PDIP selaku partai pengusung Jokowi sebagai capres juga masih harus kerja keras untuk dapat mengubah pilihan masyarakat Jatim agar mau memilih Jokowi dalam Pilpres nanti.
"Hasil pengamatan saya di sejumlah daerah, banyak poster Jokowi, tapi lebih banyak dikedepankan ajakan agara memilih PDI Perjuangan," imbuhnya.
Hal itu berarti, PDIP bekerja keras agar pemilih lebih memilih PDIP daripada Jokowi. Dengan PDIP menang, maka Jokowi bisa diantarkan sebagai Presiden.
"Berdasar fakta itu, parpol manapun, masih punya peluang sama untuk mendulang suara dari pemilih di Jatim yang jumlahnya mencapai lebih dari 30 juta jiwa. Apakah itu PDIP, Demokrat, PKB, Golkar, maupun Gerindra," tandas Kris Nugroho.

Sumber :
tribunnews.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar