Kamis, 03 April 2014

Gerilya Jokowi Vs Gerilya Prabowo

Masa kampanye digunakan oleh para capres untuk mendulang dukungan dari  berbagai pihak. Tak hanya melakukan kampanye di lapangan terbuka, para  capres juga melakukan 'gerilya' ke berbagai medan untuk menjaring  dukungan.
Hampir mirip dengan strategi perang khas Indonesia di  zaman kolonial, 'gerilya' para capres dilakukan dengan masuk ke satu  titik ke titik lain. Seperti yang dilakukan oleh capres PDIP Joko Widodo  (Jokowi) dan capres Gerindra Prabowo Subianto.
Baik Jokowi  maupun Prabowo gencar masuk ke segala lini untuk mendapat dukungan. Apa  saja kesamaan gerilya yang dilakukan keduanya?

Di Muhammadiyah, Jokowi Jadi Imam Vs Prabowo Pidato
Jokowi menjadi imam dalam salat zuhur berjamaah di Masjid PP Muhammadiyah. Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin sempat melontarkan candaan setelah dia jadi makmum capres PDIP itu.
"Kami tadi berbahagia, beliaulah yang jadi imam salat zuhur berjamaah. Syukur alhamdulillah tadi nggak ada kamera sehingga salat khusuk. Jadi tadi beliaulah yang jadi imam," kata Din disambut tawa tokoh yang hadir di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah di Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Kamis (20/3/2014).
Sementara itu calon presiden dari Partai Gerindra Prabowo Subianto didaulat untuk menyampaikan pidato di hadapan kader Muhammadiyah. Dalam pidatonya, Prabowo kembali menyindir pemimpin yang tidak menepati janji.
"Itu seperti misalnya, bikin janji tidak ditepati. Biasa kok ingkar janji. Sulit kita kendalikan bangsa ini tanpa kepercayaan," kata Prabowo di Kantor PP Muhammadiyah Jl Menteng Raya, Jakarta Pusat, Rabu (2/4/2014).

Prabowo Dekat NU Vs Jokowi Dekat Keluarga Gus Dur
Capres Partai Gerindra Prabowo Subianto makin gencar dalam menjaring dukungan dari semua kalangan. Saat berpidato di depan ulama dan santri Ponpes Miftahul Ulum serta mantan Ketum PBNU Hasyim Muzadi, Prabowo mengisahkan kedekatannya dengan Nahdlatul Ulama (NU).
"Kenapa saya dekat sama NU? Karena saya bekas tentara. Prajurit pasti dekat sama kiai. Prajurit muda dikirim ke daerah perang, harus hadapi maut," kata Prabowo di Ponpes Miftahul Ulum, Jl. Madrasah, Gandaria Selatan, Jaksel, Rabu (2/4/2014).
Sebelumnya capres PDIP Joko Widodo bersilaturahim dengan keluarga almarhum Abdurrahman Wahid (Gus Dur) yang merupakan tokoh NU. Pertemuan itu, kata Jokowi, berlangsung hangat dan santai.
"Banyak juga yang masalah besar, gagasan besar yang kita bicarakan, tapi dalam sebuah suasana yang tidak serius," kata Jokowi di kediaman Gus Dur, Jl. Warung Silah No. 10, Ciganjur Jakarta Selatan, Selasa (25/3/2014).

'Jenderal' di Barisan Jokowi Vs 'Jenderal' Pendukung Prabowo
Joko Widodo menyatakan kesiapannya menjalankan mandat dari Ketum PDIP, Megawati Soekarno Putri untuk maju sebagai capres. Banyak purnawirawan Jenderal TNI dan Polri mengapresiasi pencapresan Jokowi.
"Saya dan teman-teman purnawiran yang lain mengapresiasi langkah yang diambil Bu Mega. Ini merupakan langkah yang sangat baik untuk kemajuan bangsa," ujar Jenderal TNI (Purn) Luhut B Pandjaitan di Wisma Bakrie 2, Jl HR Rasuna Said, Jakarta Selatan, Jumat (14/3/2014).
Selain itu Sekjen PDIP Tjahjo Kumolo juga menambahkan bahwa dukungan purnawirawan TNI/Polri kepada Jokowi lebih dari itu. Hanya saja PDIP tak ingin pamer.
"Polri dipimpin mantan Kapolri Jenderal (Purn) Pol Dai Bachtiar dan Komjen Pol (Purn) M Nurdin. Yang TNI dikoordinasikan oleh Mayjen TNI Pur: Tri Tamtomo, Tb Hasanudin, Adang Ruchiatna," kata Tjahjo kepada detikcom, Kamis (27/3/2014).
Seolah tak mau kalah, 300 purnawirawan Tentara Nasional Indonesia dan Kepolisian RI menyatakan dukungan atas majunya Prabowo Subianto sebagai calon presiden 2014. 80 Di antara 300 purnawirawan itu menyandang pangkat jenderal. Perwakilan purnawirawan, Letnan Jenderal (Purn) TNI Muhammad Yunus Yosfiah mengaku mengetahui secara baik pribadi Prabowo.
“Prabowo adalah seorang pemimpin yang hebat bukan sekedar baik,” kata Yunus saat memimpin deklarasi dukungan kepada Prabowo di Menara Bidakara, Jakarta Selatan hari ini, Kamis (27/3). Sosok Prabowo yang visioner, tegas, dan berwibawa menurut Yunus cocok untuk memimpin Indonesia saat ini.

Sumber :
detik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar