Peluncuran operasional Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB) di dua
rute perjalanan yaitu Pantai Indah Kapuk (PIK)-Monas dan Tanah
Abang-Kalibata City menimbulkan keresahan beberapa pemilik dan sopir
metro mini, mikrolet, dan kopaja yang trayeknya dilalui kendaraan massal
itu.
Para pemilik dan sopir itu khawatir akan mengalami penurunan
pendapatan, akibat kehilangan penumpang yang memilih beralih menggunakan
BKTB.
Mengetahui hal itu, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi)
menyatakan para pemilik atau sopir angkutan umum lainnya yang trayeknya
dilalui BKTB tidak usah khawatir akan kehilangan penumpang.
Menurutnya,
pangsa pasar dan tarif dari BKTB sangat jauh berbeda dengan angkutan
umum lainnya.
“Ini juga perlu disampaikan. Operasional BKTB ini tidak mungkin
bertabrakan dengan angkutan umum lainnya yang sudah beroperasi
sebelumnya. Karena pangsa pasarnya berbeda, tarifnya juga berbeda,” kata
Jokowi usai meresmikan peluncuran operasionalisasi BKTB di Pantai Indah
Kapuk, Jakarta Utara, Rabu (5/2/2014).
Dijelaskannya, pangsa pasar dari BKTB adalah para penghuni kompleks
perumahan yang menggunakan mobil pribadi serta karyawan yang ada
disekitar rute BKTB. Selain itu, perumahan yang dipilih juga yakni
kompleks perumahan yang memiliki park and ride, sehingga pengemudi bisa
memarkirkan mobil pribadinya lalu melanjutkan perjalanan dengan BKTB.
Selain itu, tarif BKTB satu kali lipat dari tarif angkutan umum biasa. Tarif BKTB sebesar Rp 6.000 terintegrasi dengan tiket busway, sedangkan tarif angkutan umum Rp 3.000.
“Jadi buat apa demo tolak BKTB? Kan pangsa pasarnya beda. Pemilik dan
sopir metro mini, mikrolet, kopaja, enggak usah khawatir kehilangan
penumpang. Pangsa pasarnya beda kok. Jadi, penumpang yang pengin murah
dan enggak pakai AC naik metro mini atau mikrolet, kalau yang mau pakai
AC, pakai BKTB,” ujarnya sambil tersenyum.
Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) DKI Udar Pristono mengatakan,
sebelum mengoperasikan BKTB ini, pihaknya telah melakukan sosialisasi
program restrukturisasi trayek angkutan umum sejak Maret 2013. Juga
dilakukan kajian restrukturisasi trayek telah dilaksanakan pada tanggal
16-19 Desember 2013 terhadap seluruh operator angkutan umum.
Sosialisasi terhadap operator eksisting sepanjang kedua rute tersebut
telah dilakukan pada Selasa, 28 Januari 2014. Hasilnya, sebagian
operator mendukung operasional kedua rute BKTB, dan sebagian lainnya
menolak karena dianggap akan memengaruhi pendapatan harian operator.
“Kalau memang ada BKTB yang bersinggungan dengan angkutan umum lain,
itu enggak masalah. Karena angkutan lain beda kelasnya. Dia enggak pakai
AC, jalurnya jalur jalan umum, harga tarifnya juga berbeda. Kalau BKTB
kan jalurnya masuk jalur bus Transjakarta,” kata Pristono.
Pristono memaparkan spefisikasi armada BKTB yang akan beroperasi, dengan menggunakan mesin full dedicated CNG engine
untuk otomotif. Minimal standar emisi memenuhi EPA/CARB Certification
(USA) atau standar EURO II dan konsumsi bahan bakar spesifik maksimal
300 gram per kWh.
Tempat duduk ada 20 bangku dengan kapasitas penumpang maksimal 35
orang. Jenis lantai high deck seperti bus Transjakarta karena
menyesuaikan dengan halte bus Transjakarta. Begitu juga dengan akses
pintu ada dua pintu geser kanan kiri dan dua pintu sebelah kiri.
Untuk rute yang dilayani:
Rute pertama adalah Pantai Indah Kapuk
(PIK)-Monas. Bus ini akan melalui 28 halte bus. Yaitu Halte Fresh
Market-Ruko Cordova-RS PIK-Suaka Margasatwa-Sekolah Penabur-Jembatan
Muara Angke-Green Bay Pluit-Pantai Mutiara-SMKN
54-Landmark-Sekolah-Pakin-Gedong Panjang-Museum
Fatahillah-Kota-Glodok-Olimo-Mangga Besar-Sawah Besar-Harmoni-Monas-
Balai Kota-Gambir-Tugu Tani-Telkom-Balai Kota-Monas.
Jarak rute pertama ini sepanjang 19 kilometer (km) dengan waktu tempuh 180 menit pergi pulang (PP). Headway ditargetkan 10 menit per bus. Trayek yang bersinggungan adalah KWK U11, KWK B.01, dan Kopami Jaya P.02.
Rute
kedua adalah Tanah Abang-Kalibata akan melalui 26 halte, yaitu Halte
Tanah Abang-Jatibaru-Abdul Muis-Monas-BI-Sarinah-Bundaran
HI-Tosari-Dukuh Atas-Setiabudi-Karet-Bendungan
Hilir-Semanggi-LIPI-Jamsostek-Kuningan Barat-Tegal Parang-Pancoran
Barat-Pancoran-Perdatam-Masjid An Nuur-Pengadegan
Barat-STEKPI-Transmigrasi-Kalibata City-TMP Kalibata.
Jarak rute ini sepanjang 15 km dengan jarak tempuh diperkirakan 120 menit (pp peak time) dan 80 menit (pp off peak time). Headway
juga ditargetkan 10 menit per bus. Rute ini bersinggungan dengan trayek
Metro Mini 640, Kopasa S602, Kopaja 19, Kopaja 57, Kopaja 66, Mikrolet
54, Mikrolet 16, dan Mikrolet 34.
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar