Akademisi Universitas
Jayabaya Lely Arianie menilai, wajar jika sejumlah partai menyatakan
keinginannya untuk berkoalisi dengan PDI Perjuangan (PDI-P). Menurutnya,
salah satu faktor yang membuat PDI-P dilirik karena posisinya saat ini
"di atas angin". Survei sejumlah lembaga menunjukkan elektabilitas PDI-P
unggul dibanding partai lainnya.
"Enggak heran karena sejak
2013 elektabilitas PDI-P tertinggi," kata Ketua Program Pascasarjana
Politik Universitas Jayabaya ini, saat dihubungi, Rabu (5/2/2014).
Selain
itu, kata Lely, PDI-P semakin menarik untuk diajak berkoalisi karena
elektabilitas partai dan figur politisinya berbanding lurus. Hal ini
dinilainya menjadikan sejumlah parpol semakin menggebu-gebu untuk
berkoalisi dengan PDI-P.
"Kalau dulu kan ada asumsi,
elektabilitas PDI-P kalah dengan elektabilitas Mega, tapi sekarang sama,
ibarat baut dan mur," ujarnya.
Apalagi, salah satu kader PDI-P,
Joko Widodo alias Jokowi, menjadi kandidat calon presiden dengan
elektabilitas tertinggi. Merapat dengan PDI-P, menurut Lely, akan
mendatangkan keuntungan karena partai lain bisa mendompleng popularitas
Jokowi untuk meningkatkan elektabilitas partainya.
"Tujuan akhirnya pasti untuk menggaet figur, sekalian untuk menaikkan elektabilitas," kata dia.
Seperti
diberitakan sebelumnya, sejumlah parpol mulai menyuarakan keinginannya
berkoalisi dengan PDI-P, di antaranya Partai Golkar dan Partai Demokrat.
Golkar merasa cocok berkoalisi dengan PDI-P karena memiliki jejak
historis panjang dan kesamaan visi menjalankan demokrasi bersamaan
dengan pembangunan. Sementara, Demokrat ingin berkoalisi dengan PDI-P
karena dianggap lebih jelas dibandingkan anggota koalisi dalam
Sekretariat Gabungan yang sering menentang kebijakan pemerintah.
Sumber :
kompas.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar