Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dari Partai Golkar, Bambang Soesatyo,
menyatakan penyadapan di rumah dinas Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo
(Jokowi) dan mantan Presiden Megawati Soekarnoputri sebagai kerja kotor yang
digerakkan oleh unsur-unsur kekuasaan.
Namun, yang lebih mengejutkan, Bambang bisa memastikan bahwa bukan
hanya Joko Widodo dan Megawati yang diintai dan disadap. Sejumlah
politisi, khususnya beberapa anggota DPR, pun tak luput dari pengintaian
dan penyadapan oleh intelijen.
"Para politikus yang dibidik adalah mereka yang dikenal vokal atau
kritis terhadap kekuasaan," tegas Bambang di Jakarta, Rabu (26/2/2014).
Bambang mengingatkan pernah ada penuturan politisi Anas Urbaningrum
ketika dia mengungkap sepak terjang oknum intel yang selalu mengintai
kegiatannya. Dari penuturan itu, didapat gambaran bahwa sejumlah orang
yang berkomunikasi dan beraktivitas bersama Anas masuk dalam radar intai
dan penyadapan.
Pada titik itulah, Bambang menyatakan dirinya menyayangkan jika
intelijen disalahgunakan hanya untuk mengintai lawan-lawan politik
penguasa.
Padahal, akhir-akhir ini, pemerintah begitu sering kecolongan. Masih
adanya sel-sel terorisme, maraknya penyelundupan senjata dan narkoba,
hingga penyadapan oleh kekuatan-kekuatan asing, adalah bukti paling
nyata bahwa pemerintahan sekarang ini begitu mudah kecolongan.
Kecenderungan ini terjadi karena satuan-satuan pengamanan negara
tidak fokus pada fungsinya menjaga dan memperkuat ketahanan nasional.
Oleh unsur-unsur kekuasaan, satuan-satuan pengamanan negara itu malah
disalahgunakan.
"Mereka diperintah mengintai dan menyadap sejumlah figur yang
dianggap tidak bersahabat dengan penguasa," kata Bambang, "Akibatnya,
ketika kolaborasi badan intelijen Asing melakukan penyadapan di
Indonesia, kita tak kuasa menangkalnya."
Sumber :
beritasatu.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar