Wakil Sekejen Partai Demokrat, Ramadhan Pohan menilai Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi), untuk maju sebagai calon presiden, harus melakukan sesuatu yang lebih dari sekadar 'blusukan'.
Dalam diskusi Inilah Demokrasi bertajuk "Mencari Tokoh Pesaing Jokowi" di Soeltan Coffee, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Rabu (26/2/2014), Ramadhan menilai apa yang dilakukan Jokowi, seperti menyopiri truk sampah, berdiri di atas gerobak hingga jongkok di rel kereta, tidak berkaitan langsung dengan penyelesaian masalah Jakarta.
"Kalau Jokowi mau jadi presiden, harus benar-benar berdasarkan kompetisi yang sehat dan tes yang benar," katanya.
Ramadhan menyebut aksi pencitraan model Jokowi, tidak bisa disamakan dengan pencitraan yang dilakukan junjungannya, Presiden Susilo Bambang Yudoyono (SBY).
Kata Pohan, SBY sejak awal adalah kandidat presiden yang teruji dalam berbagai tingkatan, mulai memimpin pasukan di Bosnia, Asospol TNI hingga Menko Polhukam.
Ia juga menyinggung soal SBY yang bisa menyelesaikan tugasnya dengan baik selama dua periode, tanpa diturunkan paksa. Ramadhan menyebut dibandingkan presiden sebelumnya yang diturunkan sebelum waktunya, seperti Suharto dan Abdurrahman Wahid, SBY berada di posisi lebih baik.
Namun demikian Ramadhan juga mengakui SBY juga suka menampilkan sisi-sisi yang tidak berkaitan dengan penyelesaian masalah Indonesia, yakni dengan aktivitasnya bermusik.
"Pak SBY senang seni, suka menyanyi, dan mantan pemain bas waktu muda, itu kan tidak dibuat-buat, itu bagian manusiawi," katanya.
Sumber :
tribunnews.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar