Rabu, 26 Februari 2014

Program Pembanguan Rusun Serampangan

Kelelerannya warga eks bantaran Kali Sentiong, Jakarta Utara, lantaran tidak kebagian rumah susun (rusun) dinilai kalangan anggota DPRD DKI Jakarta sebagai bukti program Gubernur Jokowi tidak matang.
“Seharusnya kalau rusun belum siap, tempat tinggal warga jangan dibongkar dulu, sehingga mereka tidak telantar,” tegas Triwisaksana, wakil ketua DPRD, Rabu (26/2/2014).
Pernyataan wakil ketua dewan ini menanggapi adanya sejumlah keluarga eks bantaran Kali Sentiong, Jakarta Utara yang keleleran di emperan Rusunawa Komaruddin, Jakarta Timur lantaran tak kebagian tempat tinggal pengganti.
Ahmad Husein Alaydrus, anggota DPRD lainnya, menilai sejauh ini blusukan Jokowi belum mendapatkan hasil maksimal. Dikatakannya blusukan itu baik, tapi harus dibarengi dengan hasil. “Jangan asal blusukan tapi hasilnya nol,” ucapnya.
Ia juga mendesak Jokowi segera mengevaluasi kinerja Kepala Dinas Perumahan dan Gedung Pemerintah DKI, Jonathan Pasodung. Kasus adanya warga keleleran tidak perlu terjadi jika Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) itu mendata dengan baik. “Kalau rumah warga sudah terlanjur dibongkar, ya hasilnya jadi gelandangan,” katanya.

Akhirnya Dapat
Setelah seminggu menggelandang, kini tiga keluarga akhirnya mendapatkan rusun. Lestari, 45, mengaku bahagia mendapatkan rusun. “Alhamdulillah sekarang sudah sedikit tenang, pas diundi saya dapat di lantai dua Blok E Rusun Komarudin,” katanya.
Sementara itu, Anggi, staf Pengelola Rusun Komarudin, mengatakan selain tiga keluarga yang sebelumnya tidur diemperan, empat keluarga lain juga mendapatkan rusun. “Seluruhnya menempati di Bok E Rusunawa Komarudin. Nantinya akan ada delapan keluarga lagi dari Sunter yang akan mengambil nomor undian,” ujarnya.
Untuk keterlambatan selama sepekan kemarin, Anggi mengaku akibat pengiriman data dari kelurahan dan kecamatan yang terlambat. “Namun setelah data masuk dan lolos verifikasi, mereka langsung ditempatkan,” tuturnya.

Sumber :
Pos Kota

1 komentar: