Sejumlah anggota DPRD DKI Jakarta tengah bersemangat menggalang hak
interpelasi bagi Gubernur Joko Widodo (Jokowi). Penggalangan ini
dilakukan lantaran para anggota DPRD merasa program Kartu Jakarta Sehat
(KJS) yang dijalankan Jokowi tidak jelas hingga akhirnya menimbulkan
masalah berupa mundurnya beberapa rumah sakit dari pelaksanaan program
itu.
Terkait hal ini, pengamat perkotaan Yayat Supriyatna
mengatakan, hak interpelasi ini digulirkan karena DPRD merasa tertinggal
dengan kinerja Jokowi. Sehingga, tidak ada jalan lain selain menghambat
kinerja Jokowi dengan hak interpelasi itu.
"DPRD itu sebenarnya
merasa ditinggal. Kinerja Jokowi ini kan terbilang sangat cepat dan
gesit," ujar Yayat kepada merdeka.com, Kamis (23/5/2013).
Yayat
menjelaskan, jika hak interpelasi ini benar-benar dilakukan, hal itu
tidak akan menyelesaikan masalah. Dia justru menilai hal itu akan
membawa masalah baru.
"Itu harusnya ditanya tujuannya apa. Kalau
hanya untuk menambah masalah baru, berarti itu menyelesaikan masalah
dengan masalah. Justru masalah intinya tidak pernah selesai," terang
Yayat.
Lebih lanjut, Yayat menyarankan agar DPRD berusaha untuk
menyeimbangkan ritme dengan Jokowi daripada harus menggunakan hak
interpelasi. "Coba mereka blusukan seperti Jokowi. Kalau hanya di
kantor, itu bukan wakil rakyat, tapi hanya wakil partai," pungkas dia.
Sumber :
merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar