Munculnya fenomena 'Jokowi Yes, PDIP No' dinilai hanya merupakan upaya untuk melemahkan Joko Widodo sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Upaya pelemahan itu pertamakali dilakukan dengan melemahkan perolehan suara PDI Perjuangan.
Koordinator PDI Perjuangan Pro Jokowi Budi Arie Setiadi menduga isu itu sengaja dihembuskan oleh lawan politik partai berlambang banteng moncong putih. "Pilih partai yang mengusung Jokowi dalam Pileg supaya pemerintahan mendatang tidak terlibat politik dagang sapi." kata Budi saat berbincang dengan kepada detikcom, Rabu (2/4/2014).
Menurut Budi, inti pergerakan lawan-lawan Jokowi adalah berupaya agar PDIP mendapat suara sekecil mungkin dalam pemilu legislatif. Sehingga nantinya akan terbentuk sebuah koalisi yang gemuk alias banyak partai. Apabila skenario ini terjadi, maka, ketika menjadi presiden pemerintahan Jokowi akan kurang efektif dalam menjalankan kebijakan.
"Bila PDIP lemah, mereka berharap bisa menyetir Jokowi. Pengalaman buruk 10 tahun terakhir dari kabinet SBY jangan terulang lagi," kata mantan Kepala Balitbang PDI Perjuangan ini.
Ia menjelaskan, kemenangan PDIP dalam jumah signifikan pada 9 April 2014 akan sangat membantu terwujudnya pemerintahan yang kokoh dan solid. Koalisi pasti terjadi. Tapi, pilar penyokong Jokowi harus kokoh.
"Jangan memisahkan antara pemilu legislatif dengan pemilu presiden. Sukses pemilu legislatif adalah syarat mutlak sukses dalam pemerintahan ke depan," kata mantan aktivis UI 1998 ini.
Sumber :
detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar