Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) memberikan pengarahan kepada Pegawai
Negeri Sipil (PNS) eselon III dan eselon IV atau setingkat lurah, camat
dan kepala suku dinas di seluruh DKI Jakarta. Acara tersebut digelar di
Balai Kota Jakarta, Kamis (13/3/2014).
Pengarahan tersebut dilakukan terkait Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) DKI Jakarta tahun 2014. Diharapkan penggunaan anggaran itu
dialokasikan dengan baik oleh seluruh jajaran satuan kerja perangkat
daerah (SKPD).
Di luar pembicaraan teknis apa saja yang harus
dikerjakan oleh para lurah, camat dan kepala suku dinas itu, Jokowi
membicarakan masalah lelang jabatan lurah dan camat serta lelang kepala
sekolah yang dilakukan oleh Badan Kepegawaian Daerah (BKD)
Kata dia,
alasan dilakukannya lelang jabatan lurah dan camat serta lelang kepala
sekolah bukan untuk menyingkirkan orang-orang lama yang sudah menjabat
dan menggantinya dengan pejabat yang baru. Tetapi sebagi upaya untuk
memperbaiki organisasi.
"Semuanya mau kita evaluasi secara rutin.
Saya mau mind set harus diubah semuanya. Kita ini akan memperbaiki
organisasi. Bukan menyingkirkan ibu dan bapak," kata Jokowi.
Tetapi
menurut Jokowi apabila ada jajaran SKPD yang tidak mampu mengikuti ritme
yang ada. Maka akan ditinggalkan dan harus bersedia menduduki jabatan
sesuai dengan kemampuannya. Karena menurutnya jabatan lurah dan camat
serta kepala sekolah itu adalah jabatan yang strategis. Sehingga
pengaruhnya sangat besar terhadap penataan Ibu Kota Jakarta.
"Kami
hanya ingin memperbaiki. Tapi kalau saudara tidak mau ikut dalam gerbong
kereta, pasti saya tinggal. Saya orangnya simpel seperti itu," katanya.
Dalam pengarah itu juga sempat disinggung ulang tentang aksi corat-coret, Jokowi sempat mengeluhkan soal corat coret di dinding. Jokowi ingin hal tersebut ditangani secara serius.
"Ada corat-coret cet lagi. Kuat-kuatan, masak anggaran bermiliar-miliar kalah sama anak-anak yang corat coret," kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, seharusnya permasalahan ini dapat diselesaikan ditataran kelurahan dan kecamatan, bahkan bisa diselesaikan di suku dinas. Sedangkan jika coret-coretan yang berada di jembatan dapat diselesaikan oleh Dinas Pekerjaan Umum.
"Semua harus punya rasa tanggung jawab dan memiliki, kalau enggak lupakan, kota ini akan seperti ini terus," tutupnya.
Lebih lanjut Jokowi memaparkan foto-foto anak jalan dan pengemis yang berada di
sudut kota dan jembatan layang Jakarta. Jokowi
mengharapkan, foto-foto seperti itu tidak akan ada lagi ke depannya.
Sebab, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta memiliki fasilitas yang
memadai bagi mereka.
"Jangan sampai potret-potret ini ada di
Jakarta. Kita kan punya panti. Ini adalah warga kita," kata Jokowi.
Sedangkan, perlakuan berbeda
dilakukan kepada pengemis dan anak jalanan yang bukan dari Jakarta.
Mereka harus dipulangkan ke daerah asalnya.
"Kalau bukan orang Jakarta kita pulangkan ke tempat asal. Kalau kembali lagi berikan sanksi berat," tutupnya.
Sumber :
-viva.co.id
- merdeka.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar